Sadat-Begin ketemu lagi

DENGAN iringan 3 kapal perang Mesir, Anwar Sadat yang menggunakan kapal pesiar kepresidenan tiba di pelabuhan Haifa. Waktu masih memasuki wilayah perairan Israel di Laut Tengah dia disambut oleh 10 kapal rudal. Pengamanan rupanya cukup ketat. Hanya 2 kapal Amerika yang dibolehkan berada di sekitar wilayah yang dilayari kapal kepresidenan Mesir itu. Presiden Sadat yang disertai isterinya Jihan dan puterinya yang juga bernama Jihan tampak cerah meskipun pelayarannya ke Haifa memakan waktu 20 jam dari Port Said. Walaupun suasana penyambutan tak sehangat kunjungan 2 tahun lalu ketika dia membuka lembaran baru bagi hubungan Israel-Mesir, Sadat tampalya cukup puas. Perundingannya pekan lalu selama kunjungan 3 hari itu paling tidak menelorkan harapan baru bagi kedua negara tersebut. Suatu persetujuan yang bersifat sementara telah disepakati PM Israel Menachem Begin dan Sadat. Yaitu mengenai pengawasan garis pemisah pasukan Mesir dan Israel di Gurun Sinai. Untuk itu Mesir dan Israel akan membentuk pasukan keamanan bersama dengan bantuan Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya yang bisa bersikap netral terhadap konflik di kawasan itu. Ini merupakan akibat ditariknya pasukan PBB (UNEF) karena oposisi Rusia di Dewan Keamanan. Justru Sadat melihat oposisi Rusia itu akan lebih memperkuat proses perdamaian Mesir-Israel. Jerusalem Timur Dalam acara jumpa pers bersama Begin dan Sadat, keduanya tak bersedia memperinci apa yang mereka sebut sebagai 'persetujuan sementara', namun mereka yakin akan mencapai suatu persetuuan yang permanen bersama Amerika Serikat. Sudah disepakati juga tentang kemungkinan Mesir mensuplai minyak kepada Israel. Sebagai imbalan Israel akan mengembalikan Santa Caterina, suatu daerah di jantung Gurun Sinai kepada Mesir lebih awal dari jadwal yang ditentukan. Di sini kelihatan kesungguhan Israel untuk memenuhi janjinya mengembalikan seluruh wilayah Sinai yang didudukinya kepada Mesir. Hal ini terlihat juga dari persiapan Israel untuk memindahkan 2 lapangan terbang di Etzion dan Etam yang terletak di Sinai ke Negev. Dengan bantuan Amerika Serikat, sekarang sedang dibangun 2 lapangan terbang di Ramon dan Ovda. Menurut Fortune, suatu majalah New York edisi Juli, kedua lapangan terbang itu dibangun oleh Korps Zeni tentara AS dengan biaya lebih dari $ 1 milyar. Untuk itu AS telah memberikan pinjaman $ 2,2 milyar. Presiden Jimmy Carter berjanji membangun lapangan terbang tersebut dalam tempo 3 tahun setelah perjaniian Camp David ditandatangani. Tapi itu bukan berarti semuanya berjalan lancar. Soal Palestina masih merupakan batu pengganjel bagi suksesnya perdamaian di Timur Tengah. Sadat dalam kesempatan jumpa pers itu menekankan bahwa perdamaian yang menyeluruh hanya akan dicapai jika soal Jerusalem Timur juga segera diselesaikan. Menurut Mesir, Jerusalem Timur harus termasuk wilayah yang akan diberi hak otonomi. Sedang Israel menetapkan kota suci 3 agama itu sebagai bagian dari ibukotanya. Bahkan semua kedutaan dimintanya supaya pindah dari Tel Aviv ke Jerusalem.