NAMANYA masih Pasukan Bela Diri sebagaimana dikehendaki
konstitusi Jepang. Nama tersebut bertujuan melupakan orang akan
masa silam Jepang yang terkenal dengan militerisme-nya. Itu
memang tidak menjadi soal. Namun jelas Jepang tampaknya akan
memperkuat lagi militernya di tahun 1980/1981.
Suatu rencana anggaran $ 10,4 milyar telah diajukan Departemen
Pertahanan kepada Diet (Parlemen) untuk mendapat persetujuan.
Dibanding dengan tahun fiskal 1979/1980, anggaran ini akan
bertambah 9,6%. Atau 0,9% dari GNP Jepang. Konstitusi Jepang
menyatakan bahwa anggaran belanja pertahanan tak boleh melebihi
1% dari GNP.
Sumber Departemen Pertahanan Jepang mengatakan bahwa 21,1% dari
anggaran tersebut akan digunakan untuk membeli peralatan militer
--suatu kenaikan 18,7% dari tahun sebelumnya. Sedang untuk gaji
dan makanan meliputi 46,8%, berarti turun dari tahun sebelumnya
yang berkisar 50%. Sedang pelaksanaan rencana 5 tahun
pembangunan pertahanan yang akan dimulai tahun depan menelan
biaya sebesar $12 milyar, sebagian besar untuk membeli peralatan
militer.
Beberapa tahun yang lalu masyarakat Jepang masih menunjukkan
sikap menolak terhadap dibangunnya kembali angkatan bersenjata
secara besar-besaran. Pandangan itu ternyata berobah dalam
beberapa tahun terakhir ini terutama sejak kekalahan Amerika
Serikat dalam perang Vietnam. Dan ketikadiketahui bahwa
peralatan angkatan udara Jepang ternyata tak mampu mendeteksi
kedatangan pesawat Mig-21, Rusia yang menyebcrang pada tahun.
Bahkan pada suatu festival musim bunga di Universitas Tokyo
tahun lalu mahasiswa menyambut hangat anjuran bekas Menteri
Pertahanan, Nakasone Yasuhira, agar Konstitusi Perdamaian
dirobah. Menurut dia, perobahan itu akan memberi kekuatan pada
angkatan bcrsenjata yang selama ini masih disebut sebagai
Pasukan Bela Diri. Padahal pada pertengahan tahun '60-an,
Universitas Tokyo terkenal dengan mahasiswanya yang radikal dan
anti militerisme.
Perobahan pandangan ini paling tidak akan memberi kesempatan
pada pemerintah Jepang untuk lebih mengembangkan kekuatan
militernya. Di pihak lain ini juga berarti akan mengurangi beban
AS yang selama ini terikat dengan perjanjian pertahanan dengan
Jepang. Rangkaian kritik pernah dilancarkan ke arah Jepang
karena kurangnya sumbangan mereka terhadap perawatan pasukan AS
yang berpangkalan di Jepang. Apakah kenaikan anggaran ini juga
akan berarti bertambah sumbangan Tokyo? Yang jelas itu merupakan
harapan AS.
Buat Jepang kehadiran AS di kawasan Asia merupakan hal yang
esensi. Terutama karena perkembangan Vietnam yang semakin
mendekat dengan Soviet. Meskipun sudah dibantah Hanoi, dicurigai
Soviet akan menggunakan pangkalan bekas AS di Vietnam. Tambahan
pula Soviet mendirikan pangkalan militer di 2 pulau bagian utara
Jepang yang didudukinya sejak perang dunia II. Ini semua tentu
saja merupakan ancaman bagi Jepang. Ini juga mendorong Jepang
muncul kembali sebagai suatu kekuatan militer di kawasan ini.
Jadi meskipun Diet telah dibubarkan Kaisar Hirohito pekan lalu,
tak berarti kabinet baru hasil pemilu 7 Oktober akan merobah
rencana ini. Apalagi para pengamat sependapat bahwa pemilu baru
ini hanya akan lebih memperkuat posisi Partai Liberal Demokrat
yang dipimpin Masayoshi Ohira di Diet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini