Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Sampaikan Poin Tuntutan ke Barat, Rusia Minta NATO Tidak Ganggu Eropa Timur

Rusia menginginkan jaminan yang mengikat secara hukum bahwa NATO akan menghentikan aktivitas militer apa pun di Eropa Timur atau Ukraina.

18 Desember 2021 | 01.00 WIB

Presiden AS Joe Biden berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin saat pertemuan bilateral AS-Rusia di Villa La Grange di Jenewa, Swiss, 16 Juni 2021. Pertemuan ini membahas keamanan siber dan pengendalian senjata pada pertemuan puncak yang menyoroti perselisihan mereka tentang masalah-masalah itu, hak asasi manusia dan Ukraina. REUTERS/Denis Balibouse/Pool
Perbesar
Presiden AS Joe Biden berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin saat pertemuan bilateral AS-Rusia di Villa La Grange di Jenewa, Swiss, 16 Juni 2021. Pertemuan ini membahas keamanan siber dan pengendalian senjata pada pertemuan puncak yang menyoroti perselisihan mereka tentang masalah-masalah itu, hak asasi manusia dan Ukraina. REUTERS/Denis Balibouse/Pool

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia pada Jumat mengatakan pihaknya menginginkan jaminan yang mengikat secara hukum bahwa aliansi militer NATO akan menghentikan aktivitas militer apa pun di Eropa Timur dan Ukraina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Tuntutan tersebut adalah salah satu poin dari paket tuntutan Moskow, yang mereka klaim merupakan persyaratan penting untuk menurunkan ketegangan di Eropa dan meredakan krisis di Ukraina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Tuntutan itu juga berisi veto Rusia yang efektif atas keanggotaan NATO untuk Ukraina, yang telah dikesampingkan oleh Barat.

Menyampaikan tuntutan secara rinci untuk pertama kalinya, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan kepada wartawan bahwa Rusia dan Barat harus memulai dari lembaran awal dalam membangun kembali hubungan.

"Garis yang ditempuh oleh Amerika Serikat dan NATO selama beberapa tahun terakhir untuk secara agresif meningkatkan situasi keamanan benar-benar tidak dapat diterima dan sangat berbahaya," katanya, dikutip dari Reuters, 17 Desember 2021.

"Washington dan sekutu NATO-nya harus segera menghentikan tindakan permusuhan reguler terhadap negara kita, termasuk latihan tak terjadwal...dan manuver kapal dan pesawat militer, dan menghentikan pengembangan militer di wilayah Ukraina," lanjutnya.

"Itu tidak dimaksudkan untuk menjadi sebuah perjanjian: itu sebuah deklarasi," kata Sam Greene, profesor politik Rusia di King's College London.

"Tapi itu tidak berarti ini adalah awal dari perang. Ini adalah pembenaran untuk menjaga sikap Moskow yang memicu kemarahan, untuk menjaga keseimbangan Washington dan yang lainnya. Pertanyaannya adalah, berapa lama itu bisa dipertahankan, sebelum kehilangan kemanjurannya?" katanya.

Tank Angkatan Bersenjata Ukraina melakukan latihan militer di lokasi dekat perbatasan Krimea yang dicaplok Rusia, Ukraina, 14 April 2021. NATO membantah klaim Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu bahwa NATO mengerahkan 40.000 tentara dan 15.000 peralatan militer di dekat perbatasan Rusia. Press Service General Staff of the Armed Forces of Ukraine/Handout via REUTERS

Ryabkov mengatakan Rusia tidak mau lagi bertahan dengan situasi saat ini. Dia mendesak Amerika Serikat untuk menanggapi proposal dengan serius dan memberikan tanggapan yang konstruktif dengan cepat.

Ryabkov mengatakan Rusia siap untuk memulai pembicaraan secepatnya pada Sabtu, dengan kemungkinan tempat di Jenewa, dan bahwa tim perundingnya sudah siap.

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan Amerika Serikat telah melihat proposal dan berbicara dengan sekutu.

"Tidak akan ada pembicaraan tentang keamanan Eropa tanpa sekutu dan mitra Eropa kami," kata Psaki.

Kantor berita Rusia TASS mengutip Ryabkov yang kemudian mengatakan bahwa Moskow sangat kecewa dengan sinyal yang datang dari Amerika Serikat dan NATO.

Rusia menyerahkan proposalnya ke Amerika Serikat awal pekan ini di tengah meningkatnya ketegangan atas penumpukan pasukan Rusia di dekat Ukraina.

Rusia mengatakan telah menanggapi ancaman terhadap keamanannya dari hubungan Ukraina yang semakin dekat dengan NATO dan aspirasi untuk bergabung dengan aliansi, meskipun tidak ada prospek Ukraina akan diizinkan untuk bergabung.

Usulan Rusia dituangkan dalam dua dokumen: rancangan perjanjian dengan negara-negara NATO dan rancangan perjanjian dengan Amerika Serikat. Keduanya diterbitkan oleh kementerian luar negeri.

Poin-poin penting dari kedua dokumen tersebut, seperti dikutip dari Reuters, antara lain:

- Untuk mengesampingkan ekspansi NATO lebih lanjut dan aksesi Ukraina ke aliansi.

- Tidak mengerahkan pasukan dan senjata tambahan di luar negara tempat mereka berada pada Mei 1997 (sebelum negara-negara Eropa Timur bergabung dengan aliansi), kecuali dalam kasus luar biasa dengan persetujuan Rusia dan anggota NATO.

- Untuk meninggalkan aktivitas militer NATO di Ukraina, Eropa Timur, Kaukasus dan Asia Tengah.

- Tidak menyebarkan rudal jarak menengah dan pendek di mana mereka dapat mengenai wilayah pihak lain.

- Tidak melakukan latihan dengan lebih dari satu brigade militer di zona perbatasan yang disepakati, dan secara teratur bertukar informasi tentang latihan militer.

- Untuk memastikan bahwa para pihak tidak menganggap satu sama lain sebagai musuh, dan setuju untuk menyelesaikan semua perselisihan secara damai dan menahan diri dari penggunaan kekuatan.

- Berkomitmen untuk tidak menciptakan kondisi yang mungkin dianggap sebagai ancaman oleh pihak lain.

- Untuk membuat hotline untuk kontak darurat.

- Menyetujui bahwa baik Rusia maupun Amerika Serikat tidak boleh menggunakan senjata nuklir di luar wilayah nasional mereka.

REUTERS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus