SECARA beruntun pemimpin negara Barat berkunjung ke Arah Saudi.
Mula-mula datang Menlu Alexander Haig dari Amerika Serikat.
Kemudian menyusul PM Margaret Thatcher dari Inggris. Dan
terakhir tiba Kanselir Helmut Schmidt dari Jerman Barat.
Kunjungan mereka ini berlangsung di saat Arab Saudi sedang dalam
semangat yang menggebu-gebu memperkuat persenjataan militernya.
Ketika Haig muncul akhir Maret lalu, Arab Saudi sekali lagi
mendesak AS agar mempercepat persetujuan penjualan pesawat AWACS
yang sudah dipesannya sejak 1978. Pemerintahan Reagan, walaupun
dikecam kalangan Kongres AS yang pro-lsrael, cenderung
mengabulkan permintaan Saudi.
Kepada Schmidt yang tiba di Riyadh pekan lalu, Arab Saudi
mengajukan permintaan membeli tank Leopard-2 dari Jerman Barat.
Kemampuan tempur tank itu hampir sama dengan jenis Chieftain
buatan Inggris. Tapi permintaan ini secara halus ditolak
Schmidt. Dalam pembicaraan empat mata dengan Putra Mahkou Fahd
bin Abdul Aziz, Schmidt memberitahukan saat ini Jerman Barat tak
mungkin menjual senjata kepada negara di luar anggou NATO.
Tak Mau Ambil Risiko
Penolakan Schmidt ini agak mengejutkan Apalagi selama ini Jerman
Barat mengimpor 30% kebutuhan minyaknya dari Arab Saudi. Dan
Riyadh pernah membantu memberikan pinjaman sebanyak US$ 6,3
milyar ketika Bonn mengalami defisit dalam neraca pembayarannya.
Tak cuma itu, Arab Saudi juga merupakan pembeli terbesar -- di
luar Eropa -- barang produksi Jerman Barat. Pada masa mendatang,
industri Jerman Barat berharap akan memenangkan tender Saudi
berharga US$ 10 milyar setiap tahunnya.
Memang, sebelum berangkat ke Riyadh, Schmidt sudah memberikan
isyarat. "Saya tak menginginkan masalah penjualan senjata
sebagai acara pokok dalam pembicaraan di Riyadh," ujarnya dalam
suatu wawancara tv. Pernyataan Schmidt ini cukup jelas. Tapi di
balik itu semua ia khawatir hal-ini akan menimbulkan masalah
politik di dalam negeri.
Meskipun tiada lagi larangan, penjualan senjata ke negara di
kawasan 'gawat' masih suatu risiko bagi Schmidt. Kanselir ini
tak mau mengambil risiko, bertentangan di antara partai yang
berkoalisi dalam pemerintahannya.
Sayap kiri dalam Partai Sosial Demokratik, partainya Schmidt,
menentang penjualan senjata ke Arab Saudi. Dan lebih dari itu
kecaman Israel jadi pikirannya. Selama ini ada anggapan bahwa
penjualan senjata ke Arab Saudi mengancam perdamaian di Timur
Tengah.
Arab Saudi juga meminta bantuan Schmidt mengembangkan pasukan
keamanan dalam negerinya. Terutama dalam melatih pasukan
anti-teroris. Hal ini buat Schmidt mungkin tidak menjadi soal.
Sumber di Bonn mengatakan selama ini pun beberapa pelatih
pasukan anti-teroris sudah berada di Arab Saudi.
Tapi berbeda dengan Schmidt, PM Margaret Thatcher betul-betul
menjajakan senjata. Suatu kontrak penjualan senjata Inggris
seharga US$ 500 juta bagi keperluan pasukan Garda Nasional Saudi
tampaknya akan segera dilaksanakan. Rencana penjualan pesawat
pelatih jet Hawk buatan Inggris juga kelihatan titik terangnya.
Ketika PM Thatcher berkunjung ke Timur Tengah April lalu
beberapa pimpinan serikat buruh di London mengecamnya. Ia
seharusnya tidak meninggalkan Inggris di saat tingkat
pengangguran meningkat hingga 2,5 juta orang, kata mereka.
Sekembalinya dari lawatan itu PM Inggris itu menjawab,
"Perjalanan saya ini justru akan menciptakan lapangan kerja."
Benar, ia banyak melakukan negosiasi dengan pemimpin Arab Saudi
dan beberapa negara Teluk Parsi lainnya bagi kepentingan
perusahaan Inggris.
Masalah lain yang juga cukup penting dibicarakan PM Thatcher
dengan Raja Khaled dan Putra Mahkota Fahd tentu saja mengenai
nasib bangsa Palestina. Ia mengulangi komitmennya terhadap usaha
Masyarakat Ekonomi Eropa mengenai penyelesaian masalah
Palestina.
Tidak lupa ia memuji Arab Saudi yang memainkan peran moderat
dalam OPEC. "Kami sangat bergembira dengan kebijaksanaan yang
ditempuh pemerintah Saudi dalam hal perminyakan," kataPM
Thatcher. Pujian itu terutama karena Arab Saudi tidak menaikkan
harga minyaknya. Hingga, sebelum meninggalkan Riyadh, ia sekali
lagi menegaskan, "Bagaimana pun, kami akan menjual senjata."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini