Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Colosseum atau Koloseum Roma, mulanya bernama Flavian Amphitheatre karena dibangun oleh para kaisar dari dinasti Flavian. Pembangunannya selesai pada tahun 82 M. dan masih memegang Guinness World Record untuk amfiteater terbesar di dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saban tahun 7 juta wisatawan dunia mengalir ke salah satu dari tujuh keajaiban dunia itu. Menurut Travel and Leisure, Colosseum adalah destinasi kedua paling populer di ibu kota Italia, setelah Basilika Santo Petrus, Vatikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, amfiteater kuno mengalami renovasi sekitar tiga tahun, dan selesai pada 2016. Dana pembangunannya berasal dari hibah pemerintah Italia. Bangunan kuno itu sekarang tampak segar, karena debu-debu yang melekat selama hampir 2.000 tahun lenyap dari permukaannya.
Lalu, bagaimana sejarah Colosseum?
Sejarah Colosseum
Dilansir Britannica, Colosseum adalah amfiteater raksasa yang dibangun di Roma pada masa pemerintahan kaisar-kaisar Flavian. Pembangunan Colosseum dimulai antara tahun 70 dan 72 Masehi selama pemerintahan Vespasianus.
Tempatnya terletak di sebelah timur Bukit Palatino, di tanah yang dulunya merupakan Istana Emas milik Nero. Danau buatan yang menjadi pusat kompleks istana itu dikeringkan, dan Colosseum didirikan di sana, keputusan ini sekaligus bersifat simbolis maupun praktis. Vespasianus, yang perjalanan menuju tahta dimulai dari latar belakang yang relatif sederhana, memilih untuk menggantikan danau pribadi kaisar tirani tersebut dengan amfiteater publik yang dapat menampung puluhan ribu orang Romawi.
Selesai dibangun pada 82 Masehi
Struktur ini secara resmi diresmikan pada tahun 80 Masehi oleh Titus dalam sebuah upacara yang melibatkan 100 hari pertandingan. Kemudian, pada tahun 82 Masehi, Domitianus menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan menambahkan lantai paling atas.
Berbeda dengan amfiteater sebelumnya yang hampir semuanya digali di lereng bukit yang nyaman untuk dukungan tambahan, Colosseum adalah struktur mandiri yang terbuat dari batu dan beton, menggunakan sistem yang kompleks dari kubah tong dan kubah lonjong serta memiliki ukuran 620 kali 513 kaki (189 kali 156 meter) secara keseluruhan.
Tiga lantai arena dikelilingi oleh deretan toko di bagian luar yang dihiasi dengan tiang-tiang yang melekat di ordo Dorik, Ionik, dan Korintik; susunan kolom yang naik menjadi dasar kodifikasi Renaissance yang dikenal sebagai perakitan ordo. Kerangka struktural utama dan fasad terbuat dari travertin, dinding-dinding sekunder terbuat dari tufa vulkanik, dan mangkuk dalam serta kubah toko terbuat dari beton.
Dapat menampung 50.000 penonton
Amfiteater ini menampung sekitar 50.000 penonton yang dilindungi dari sinar matahari oleh velarium (tirai) yang dapat ditarik. Tiang-tiang penyangga berjajar dari corbel yang dibangun di bagian atas, atau lantai atik, Colosseum, dan ratusan pelaut Romawi diperlukan untuk memanipulasi pengaturan yang mengeluarkan dan menarik velarium.
Tempat ribuan pertempuran gladiator
Colosseum menjadi tempat terjadinya ribuan pertempuran satu lawan satu antara gladiator, pertandingan antara manusia dan hewan, serta pertempuran yang lebih besar, termasuk pertempuran laut palsu. Namun, tidak pasti apakah arena ini merupakan tempat terjadinya penganiayaan awal terhadap umat Kristen.
Sempat digunakan sebagai gereja
Pada zaman pertengahan, Colosseum digunakan sebagai gereja dan kemudian sebagai benteng oleh dua keluarga Romawi terkemuka, yaitu keluarga Frangipane dan Annibaldi. Colosseum mengalami kerusakan akibat petir dan gempa bumi, dan bahkan lebih parah lagi akibat vandalisme dan polusi.
Semua bangku marmer dan bahan dekoratif menghilang, karena situs ini dianggap hanya sebagai tambang batu selama lebih dari 1.000 tahun. Pelestarian Colosseum dimulai dengan sungguh-sungguh pada abad ke-19, dengan upaya yang mencolok dipimpin oleh Pius VIII, dan proyek restorasi dilakukan pada tahun 1990-an.
Jadi objek wisata utama di Roma
Selama ini, Colosseum telah menjadi salah satu objek wisata utama di Roma, dengan hampir tujuh juta pengunjung setiap tahunnya. Pameran yang berkaitan dengan budaya Romawi kuno secara teratur diadakan.
Simbol monumental Roma yang diakui UNESCO
Di zaman modern, Colosseum tetap menjadi simbol monumental Roma yang mengesankan dan menarik minat wisatawan dari seluruh dunia. Keindahan arsitektur dan sejarah yang terkandung di dalamnya telah membuatnya menjadi warisan budaya dunia yang diakui oleh UNESCO.
Banyak cerita dan legenda yang berkembang seputar Colosseum, mencerminkan kejayaan dan tragedi yang terjadi di masa lalu. Colosseum terus mempesona kita dengan keindahannya dan mengingatkan kita akan kekuatan dan kelemahan manusia yang telah ada sejak zaman dahulu. Sebagai saksi bisu dari sejarah, Colosseum tetap menjadi salah satu monumen yang paling mengesankan dan menggugah perasaan di dunia ini.
BRITANNICA
Pilihan Editor: Deretan Fakta Unik Colosseum, Dindingnya Dulu Dicat Warna Cerah