Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua dewan keamanan Rusia yang juga sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Medvedev, menyatakan bahwa Amerika Serikat akan segera menjadi sasaran serangan seperti 11 September 2001 atau 9/11, namun dengan serangan nuklir. Peringatan ini diungkapkan Medvedev sehari sebelum peringatan 11 September 2001.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam unggahan di akun Telegram resminya pada Minggu, 10 September 2023, Medvedev menyebut beberapa kata menjelang peringatan 9/11. Dia mencemooh Amerika Serikat atas apa yang disebutnya sebagai arogansi dan narsisme yang menjijikkan di antara negara-negara Barat dan kesombongan universal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di akhir unggahannya, dia juga membuat prediksi yang tidak menyenangkan bahwa Amerika Serikat akan mengalami serangan lain seperti 11/09/2001, namun dengan komponen nuklir atau biologis. Medvedev tidak menyebutkan secara langsung bahwa Rusia akan menjadi negara yang meluncurkan serangan nuklir itu ke AS.
Terjemahan dari postingan tersebut dibagikan ke X, platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, oleh Anton Gerashchenko, penasihat menteri dalam negeri Ukraina. “Saya tidak ingin memberi firasat, namun (AS akan) melihat bahwa suatu saat teroris akan melancarkan serangan lain seperti serangan 11/09/2001, namun dengan komponen nuklir atau biologis,” tulis Medvedev, seperti yang diterjemahkan oleh Geraschenko.
"Atau lebih buruk lagi: salah satu pemimpin negara-negara nuklir akan kehilangan keberanian dan membuat keputusan emosional untuk menggunakan senjata pemusnah massal. Terutama karena klub nuklir terus berkembang dan sebagian besar dari mereka tidak terikat oleh kewajiban apa pun."
"Dan itu saja. Akhir dari permainan bola. Yang ada hanyalah mengumpulkan uang untuk pembangunan monumen baru di lingkungan Ground Zero. Yang terbaik," kata Medvedev.
Bulan lalu, saat wawancara dengan kantor berita milik pemerintah Rusia, Tass, Medvedev melontarkan komentar serupa. Dia menyatakan bahwa AS dan negara-negara Barat lainnya sedang mendorong dunia semakin dekat ke Perang Dunia III.
“Sejujurnya, akan lebih baik jika mereka mendengarnya,” kata Medvedev. “Bagaimanapun, dunia tidak harus menghadapi ancaman Perang Dunia III. Faktanya, di sinilah lawan kita secara aktif mendorong semua orang.”
Dalam peringatan tragedi 11 September 2001, Presiden AS Joe Biden meminta warga Amerika untuk tidak menyerah terhadap politik perbedaan dan perpecahan. Dia berupaya menghidupkan kembali semangat persatuan nasional setelah serangan mematikan 22 tahun lalu itu.
“Seharusnya tidak perlu tragedi nasional untuk mengingatkan kita akan kekuatan persatuan nasional, namun itulah cara kita benar-benar menghormati mereka yang hilang dalam 9/11,” kata Biden kepada sekitar 1.000 personel militer AS di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson di Alaska.
Peringatan digelar di Alaska, setelah Biden kembali dari India dan Vietnam. Pesan itu disampaikan Biden, 14 bulan menjelang pemilihan presiden AS.
Biden mengecam apa yang disebutnya sebagai gelombang kebencian yang meningkat, ekstremisme, dan kekerasan politik di Amerika Serikat. Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa AS sedang bergulat dengan peningkatan kekerasan politik terbesar dan paling berkelanjutan sejak tahun 1970-an.
NEWSWEEK | REUTERS
Pilihan Editor: Penasihat Keamanan Israel: Palestina Bagian Proses Perdamaian dengan Arab Saudi