Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gencatan senjata tahap pertama Israel dan Hamas Palestina pada hari ini Sabtu, 1 Maret 2025 telah berakhir. Terbaru Hamas telah menyerahkan empat jenazah sandera warga Israel untuk bebaskan ratusan tahanan warga palestina yang ditahan di penjara Israel.
Pertukaran berlangsung pada 26 Februari malam ini menjadi akhir pertukaran sebagai dari pakta gencatan senjata perang Gaza
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arab News mewartakan Hamas siap untuk membicarakan kesepakatan tahap dua. Menurut Hamas, salah satu cara membebaskan sandera yang tersisa adalah melalui komitmen terhadap gencatan senjata. Namun, hingga saat ini belum ada informasi yang jelas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gencatan senjata tahap pertama yang rapuh, sempat mengalami kebuntuan. Pertukaran 602 sandera Palestina yang seharusnya dilaksanakan pada hari Sabtu, tertunda akibat Israel menolak membebaskan sandera. Israel mengecam tindakan Hamas yang sebelumnya menyerahkan enam sandera dengan selebrasi.
“Kami ingin mendapat kepastian pembebasan sandera warga Israel berikutnya tanpa seremoni yang memalukan,” demikian keterangan kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Hamas melakukan perayaan sandera hidup dan peti mati dengan membawa sandera dan jenazah sandera ke atas panggung di depan kerumunan orang di Gaza sebelum menyerahkannya. Tindakan tersebut sempat mendapat kritikan tajam PBB.
Akibat tindakan penundaan pembebasan, kelompok pejuang Palestina itu mengungkapkan penundaan pembebasan adalah "pelanggaran serius" terhadap gencatan senjata. Perselihan ini lah membawa kebuntuan dan mengancam genjatan senjata Hamas-Israel.
Tetapi permasalahan tersebut telah selesai melalui kesepatan antara Hamas dan Israel. Dikutip dari Routers, pertukaran terakhir, empat jenazah sandera warga Israel yang ditahan Hamas telah di serahkan. Jenazah itu ditukar dengan pembebasan 620 tahanan warga Palestina di Penjara Israel.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Kamis dini hari, 27 Februari 2025, pihaknya telah menerima empat jenazah warga Israel yang dimasukkan dalam peti mati. Saat ini, otoritas Israel tengah melakukan proses identifikasi jenazah untuk diserahkan ke keluarga masing-masing
Hamas sebelumnya mengidentifikasi jenazah itu bernama Tsachi Idan, Itzhak Elgarat, Ohad Yahalomi dan Shlomo Mantzur. Semua adalah jenazah perempuan yang diculik Hamas dari rumah mereka di kibbutz, dekat Gaza dalam serangan 7 Oktober 2024.
Pertukaran para sandera, melengkapi kewajiban kedua belah pihak dari fase pertama gencatan senjata. Di mana Hamas mengembalikan 33 sandera termasuk delapan jasad, dengan imbalan hampir 2.000 tahanan Palestina. Kesepakatan tersebut juga membuka jalan bagi kunjungan yang diharapkan oleh utusan Gedung Putih Timur Tengah, Steve Witkoff, ke wilayah tersebut.
Witkoff, yang diperkirakan akan mendatangi wilayah tersebut dalam beberapa hari mendatang. Kedatangannya bertujuan untuk memfasilitiasi kedua belah pihak untuk melakukan negosiasi fase kedua, dimana semua sandera yang tersisa yang ditahan oleh Hamas akan dibebaskan dan mengakhiri perang di Gaza. Gencatan senjata Israel-Palestina ini, seharusnya dijalankan beberapa minggu yang lalu, namun tidak pernah terjadi.
Gencatan senjata, yang ditengahi oleh AS, Mesir, dan Qatar, mengakhiri perperangan sengit selama 15 bulan yang meletus setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Perperangan tersebut telah menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan menyandera sekitar 250 orang.
Sedangkan genosida oleh Israel telah menewaskan lebih dari 48.350 warga Palestina, dimana korbannya rata-rata perempuan dan anak-anak, membuat sekitar 90 persen penduduk Gaza mengungsi dan menghancurkan infrastruktur dan sistem kesehatan wilayah itu.
Suci Sekarwati dan Sita Planasari berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Ramadan, Israel Kembali Batasi Kunjungan Umat Muslim Palestina ke Masjid Al Aqsa