Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Serahkan 48 Etnis Uighur ke Cina, Perdana Menteri Thailand Ingatkan Prinsip HAM

Sebanyak 48 etnis Uighur yang ditahan di Thailand diduga diekstradisi ke Cina oleh Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra

27 Februari 2025 | 17.00 WIB

Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra menyapa para pendukungnya setelah konferensi pers di markas besar partai Pheu Thai setelah upacara pengesahan kerajaan di Bangkok, Thailand, 18 Agustus 2024. Paetongtarn Shinawatra  yang merupakan putri eks Perdana Menteri Thaksin Shinawatra disahkan sebagai perdana menteri oleh raja Thailand. REUTERS/Chalinee Thirasupa
Perbesar
Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra menyapa para pendukungnya setelah konferensi pers di markas besar partai Pheu Thai setelah upacara pengesahan kerajaan di Bangkok, Thailand, 18 Agustus 2024. Paetongtarn Shinawatra yang merupakan putri eks Perdana Menteri Thaksin Shinawatra disahkan sebagai perdana menteri oleh raja Thailand. REUTERS/Chalinee Thirasupa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra pada Kamis, 26 Februari 2025, mengingatkan standar internasional terhadap prinsip-prinsip HAM harus ditegakkan. Ucapan Shinawatra itu merujuk pada kekhawatiran para aktivis terkait 48 orang etnis Uighur Cina yang ditahan di Thailand selama lebih dari satu dekade dan dikabarkan telah secara diam-diam dideportasi ke Cina

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam keterangannya, Shinawatra tidak mengungkit-ungkit soal ekstradisi yang sudah dilakukan terhadap 48 warga etnis Uighur Cina. Dia hanya menyebut telah mendiskusikan perihal ini dengan otoritas. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Permasalahan yang sama dengan negara lain, yakni pertama kita harus mengikuti hukum, ikuti proses yang sesuai standar internasional dan HAM,” kata Paetongtarn tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Reuters mewartakan sejumlah ahli HAM pada bulan lalu mendesak Thailand agar jangan mengekstradisi ke-48 warga etnis Uighur ke Cina. Sebab mereka berisiko menghadapi penyiksaan, diperlakukan sewenang-wenang, bahkan dibuat cacat jika dikembalikan ke Cina.

Pada Kamis pagi, 26 Februari 2025, beberapa unit truk dengan jendela hitam terlihat meninggalkan pusat imigrasi Bangkok, tempat di mana ke-48 warga etnis Uighur ditahan selama ini. Laporan itu berdasarkan gambar yang dipublikasi sejumlah media lokal.  

Beberapa jam kemudian atau sekitar 4.48 pagi waktu setempat, pesawat China Southern Airlines lepas landas dari Bandara Don Mueang Thailand dan sekitar enam jam kemudian mendarat di Kasghar, Xinjiang, Cina, berdasarkan data Flightradar24. Penerbangan China Southern Airlines itu tidak muncul dijadwal penerbangan. 

Polisi Imigrasi Thailand, Kementerian Luar Negeri Cina dan kantor Kedutaan Besar Thailand di Cina sampai Kamis, 26 Februari 2025, belum mau berkomentar perihal ini   
      
Radio Free Asia pada Desember 2019 menuliskan Uighur adalah orang Turki yang berasal dari Asia Tengah dan mendiami sebagian wilayah Tarim, Junghar, dan Turpan. Warga Uighur menyebut daerah ini secara kolektif sebagai Uighuristan, Turkestan Timur, dan kadang-kadang Turkestan Cina.

Area ini mencakup 2 ribu km dari Timur ke Barat dan 1.650 km Utara ke Selatan, yang berbatasan dengan Mongolia, Rusia, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Afganistan, Pakistan, dan India, serta Provinsi Gansu dan Qinghai Cina dan Daerah Otonomi Tibet.

Menurut ICIJ, saat ini hampir 11 juta orang Uighur tinggal di Xinjiang di ujung barat laut Cina, wilayah pegunungan yang gersang dan padang rumput yang luas. Kelompok yang lebih kecil ditemukan di Asia Tengah. Para ahli mengatakan identitas Uighur berkembang selama berabad-abad di sekitar kota-kota oasis.

Secara historis, penduduk wilayah Uighur mempraktikkan Shamanisme, Buddha, Manichaeisme, Nestorianisme, dan Islam. Uighur secara resmi mengadopsi Islam pada 960 Masehi di bawah kekuasaan Sultan Sutuq Bughra Khan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus