Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Sergapan ditengah pesta kerajaan

Perayaan hut raja hassan ii ke-42 di istana skirate dihadiri dubes, korps diplomatik, pejabat tinggi maroko. 250 prajurit menyergap pesta tersebut, menggeledah & menahan tamu-tamu selama 5 jam. 3 orang tertembak.

24 Juli 1971 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JANG terdjadi Sabtu sore itu sematjam mimpi buruk. Diistana musim panas Skirate, 25 kilometer ke selatan Rabat, Radja Hassan II sedang merajakan hari kelahirannja jang ke-42. Sekitar 500 orang hadir: dutabesar, anggota korps diplomatik dan pedjabat-pedjabat tinggi Maroko. Tamu-tamu berserakan dihalaman jang luas, baginda duduk dibawah tenda. Dutabesar Inggeris Thomas Shaw baru sadja menelan ikan salmon panggang dan bersama Dutabesar Swedia ia berdjalan-djalan ditaman lalu mampir sebentar ketenda keradjaan. Tiba-tiba terdengar letupan-letupan. Mula-mula mereka tak atjuh "Kami kira itu bunji petasan sebagai satu atjara perajaan itu", kata Shaw kemudian. Tapi tiba-tiba para tamu Maroko mendjadi ribut dan peluru-peluru berdesing-desing. Didekat kolam renang Dutabesar Yugoslavia, seorang bekas pedjuang Perang Dunia II, bertiarap dilantai dengan kursi diatas kepalanja. Lalu sebuah granat tangan djatuh dekat situ, tapi tak meledak. Betapapun peluru telah membawa korban. Lalu muntjullah sepasukan tentara ternjata: para taruna akademi militer jang berpakaian tempur. Dengan sendjata dikokang, mereka menjuruh semua tamu mengangkat tangan dan keluar istana serta mendjemur mereka dalam baris tiga lapis dibawah matahari jang membakar. Penggeledahan dilakukan. Tidak ada uang jang diambil, tapi barang-barang matjam korekapi dilemparkan ketanah dan diindjak-indjak. Saat-saat selandjutnja merupakan ketidak-pastian: para tahanan disuruh telungkup selama satu djam, meskipun kemudian pasukan itu mengizinkan mereka minum. Sehingga Radja Hassan II muntjul, tidak terluka dan bebas. Serentak para pradjurit berseru: "Hidup Baginda!" Dan perubahan suasana segera terdjadi. Setelah 5 djam ditahan, para diplomat diperbolehkan pulang. Namun Dutabesar Belgia, Marcel Dupre, Menteri Pariwisata Maroko Mohamad Lazrak dan Panglima AU Djenderal Mohamad Namichi, kedapatan mati. Tripoli. Apa jang ditjari oleh 250 Pradjurit, para kadet dari Akademi Militer Ahermoumou? Menurut kisah jang kemudian dibuka-kan, mereka telah di kerahkan oleh Djenderal Mohammad Medbouh (44 tahun), Menteri rumahtangga keradjaan. Kabarnja para kadet itu ditipu, bahwa radja sedang dalar bahaja atau djadi tahanan para diplomat asing Sabtu sore tersebut. Sementara di negara tetangga, Lybia, radio Tripoli mengabarkan bahwa suatu "kudeta militer telah dilancarkan untuk memakzulkan Radja Hassan, dan berhasil. Pemerintahan Ghadafi di Tripoli menjatakan dukungannja kepada rezim baru Maroko. Tapi ternjata "rezim baru" itu tak pernah lahir. Pasukan jang setia kepada radja dengan tjepat memukul pasukan pemberontak dan Djenderal Medbouh dinjatakan tewas. Perwira itu, jang oleh Hassan dinjatakan sebagai "salah satu kawan sekerdja saja jang paling erat", hanja mentjoba suatu petualangan jang amat berbahaja, tapi tjeroboh. Dalam wawan-tjaranja dengan radio Perantjis radja Hassan menjatakan: "Saja ingin mengatakan, bahwa menurut fikiran saja dan djuga rakjat saja, tak pernah sekali pun kegunaan 1.400 orang mempengaruhi reputasi angkatan bersendjata keradjaan". Dan diangkatlah Djenderal Oufkir, Menteri Dalam Negeri, sebagai penguasa penuh pemerintahan darurat. Beberapa perwira tinggi dihukum mati. Hassan sendiri dalam pidatonja jang disiarkan berulang-ulang diradio Rabat menambahkan satu hal: ia menjesalkan pemerintah Lybia. Hari Minggu dikabarkan Kedutaan Lybia dikepung tentara Maroko, tapi tak suatupun dikabarkan terdjadi. Meskipun demikian jang terdjadi dibidang lain tjukup djelas: hubungan antara kedua negara Maghribi itu akan tidak ramah dimasa mendatang. Tapi hubungan dengan Aldjazair nampaknja tidak akan terganggu, sebab pemerintahan Boumidienne pada hari-hari pertama setelah pertjobaan kup jang gagal itu diam. Walaupun begitu Aldjazair jang tampil sebagai republik "revolusioner" tentunja akan bergembira melihat radja Maroko jang dianggap konservatif itu djatuh. Maroko-Aldjazair pernah tegang ditahun 1963, ketika pasukan kedua negara bentrok diperbatasan. Namun djasa baik Kaisar Haile Selassie dari Ethiopia dan organisasi Persatuan Afrika serta Konperensi Punbak di Kairo Djanuari 1964 berhasil memperbaiki hubungan mereka. Dengan demikian, rezim Ghadafi --jang menjangka Medbouh bisa berhasil memakzulkan assan seperti ia memakzulkan Radja Idris jang tua diawal September 1969 -- bukan sadja kecele, tapi tampak sendirian dalam suatu tindakan gegabah. Di Kiro Presiden Sadat hanja tutup komentar. Dari Tunisia Presiden Borguiba kirim utjapan selamat -- dan demikian djuga radja Faisal serta Hussein. Perempuan. Tapi bisakah kegagalan kup di Skirate itu diartikan sebagai kemenangan Hassan? Untuk sementara, ja. Sebab kup itupun menundjukkan bahwa dia tidak aman samasekali. Benar, radja jang sebelum memerintah dulu terkenal sebagai anak mandja penggemar mobil, kuda dan perempuan (antara lain, aktris Perantjis Etchika Chourreau) ini sudah banjak berubah. Prestasinja tjukup: diawal 1969, ada tiga tudjuan djangka pendek tertjapai. Sepanjol berhasil menjerahkan wilajah ini kepada Maroko, persetudjuan kerdjasama dengan Aldjazair diteken, dan Maroko mendjadi anggota Asosiasi, meskipun tidak penuh, dalam Pasaran Bersama Eropa. Jang terachir ini agak meringankan Maroko sedikit setjara ekonomis, mengingat negeri ini (penghasilan per kapita: $ 170) tak punja tambang minjak seperti negara Arab lain, termasuk Aldjazair (penghasilan perkapita: $193) dan Lybia (penghasilan per kapita: $ 640). Djuga Hassan mentjoba mengadakan reformasi. Ia berusaha mentjiptakan kelas menengah jang terdidik dan menaikkan deradjat hidup rakjat. Dibulan Desember 1965 ia mengumumkan serangkaian projek, termasuk reformasi agraria, pembangunan pelabuhan Nador dan sebuah projek pengairan. Namun kegelisahan tak mudah ditekan. Ditahun 1970 demonstrasi-demonstrasi mahasiswa menentang pemerintah terdjadi di Casablanca, dan pemogokan-pemogokan di lakukan oleh persatuan buruh, Union Marocaine du Travail. Barangkali karena pemerintahan Hassan jang otoriter tidak ber-hasil menjalurkan aspirasi-aspirasi di masjarakat setjara wadjar di parlemen. mungkin djuga karena chalajak politik dan kaum intelektuil tidak melihat alternatif setjara damai, maka antjaman kudeta bisa setiap saat timbul. Apalagi mengingat tjara-tjara Hassan menindas oposisi. Dalam Pemilu 1968 beberapa tokoh partai oposisi UNFP (Union Nationale des Forces Populaires) jang didiri-kan Ben Barka ditangkap, dengan tuduhan akan membunuh radja dan menggulingkan pemerintahan. Melihat itu, UNFP bersama partai Istimal memboikot kelandjutan Pemilu. Tapi partai pemerintah, FDIC, djalan terus dan menang. Sementaraitu 11 orangj ang di hukum mati, 8 orang diantaranja in absentia. Tak tjukup tenteram dengan itu, ditahun 1965 Ben Barka jang hidup dalam pembuangan di Paris dibunuh. Otak pembunuhan, Djenderal Oufkir, dilindungi Hassan dari penangkapan polisi Perantjis -- hingga hubungan antara Paris-Rabat memburuk. J,'affaire Ben Barka menghebohkan pemerintahan De Gaulle waktu itu, dan tjara-tjara penindasan oposisi mungkin masih akan meletuskan antjaman lagi bagi Hassan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus