Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Siapa C.Q. Brown, Jenderal Tertinggi AS yang Dipecat Presiden Donald Trump?

Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga memecat lima perwira tinggi lainnya sehingga menimbulkan gelombang kejut di Pentagon.

24 Februari 2025 | 15.33 WIB

Jenderal Charles Q. Brown, Jr. dok. af.mil
Perbesar
Jenderal Charles Q. Brown, Jr. dok. af.mil

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

DALAM sebuah perombakan besar-besaran pada kepemimpinan Pentagon, Presiden AS Donald Trump memecat Ketua Kepala Staf Gabungan C.Q. Brown, perwira dengan pangkat tertinggi di negara tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Selama kampanye presiden tahun lalu, Trump berbicara tentang pemecatan para jenderal yang dijuliki sebagai "Woke." Pemecatan juga dilakukan terhadap mereka yang bertanggung jawab atas penarikan pasukan AS dari Afghanistan pada 2021 yang bermasalah. Namun pada Jumat, presiden tidak menjelaskan keputusannya untuk mengganti Brown, Reuters melaporkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Melalui media sosial, Trump menyatakan, "Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Jenderal Charles 'CQ' Brown atas pengabdiannya selama lebih dari 40 tahun kepada negara kita, termasuk sebagai Ketua Kepala Staf Gabungan. Ia adalah pria yang baik dan pemimpin yang luar biasa, dan saya mendoakan masa depan yang baik untuknya dan keluarganya."

Presiden AS kemudian menambahkan bahwa selain Jenderal Brown, lima perwira tinggi lainnya juga diganti.

Siapa C.Q. Brown?

Dilansir laman resmi United States Air Force, Jenderal Charles Q. Brown, Jr. adalah Ketua Kepala Staf Gabungan ke-21, perwira militer berpangkat tertinggi di negara ini, dan penasihat militer utama bagi Presiden, Menteri Pertahanan, dan Dewan Keamanan Nasional.

Sebelum menjadi Ketua pada 1 Oktober 2023, Jenderal Brown menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Udara A.S. ke-22.

Brown mendapatkan jabatannya pada 1984 sebagai lulusan terbaik dari program ROTC Angkatan Udara di Texas Tech University.

Sebelum memimpin Angkatan Udara, Brown pernah menjabat sebagai pemimpin tertinggi kekuatan udara di Indo-Pasifik. Dia telah berulang kali memperingatkan bahwa pesawat tempur AS harus mengubah cara mereka bertempur, dengan memindahkan mereka dari pangkalan besar yang rentan. Ia mengusulkan untuk beralih ke format di mana kawanan pesawat tak berawak dan unit-unit kecil yang tersebar akan dapat secara mandiri melawan ancaman dari ribuan pulau di seluruh Pasifik.

Brown telah bertugas di berbagai posisi di tingkat skuadron dan sayap, termasuk penugasan di Sekolah Senjata Angkatan Udara AS sebagai Instruktur F-16 Fighting Falcon. Ia juga pernah menjadi Aide-de-Camp untuk Kepala Staf Angkatan Udara dan Direktur Sekretaris Angkatan Udara dan Kelompok Aksi Eksekutif Kepala Staf. Penugasan gabungannya meliputi tiga penugasan di Komando Pusat AS sebagai Perwira Operasi Udara, Divisi Operasi Saat Ini; Wakil Direktur, Direktorat Operasi; dan Wakil Komandan.

Brown merupakan pilot komando dengan lebih dari 3.100 jam terbang terutama di F-16, termasuk 130 jam tempur, dan telah menerbangkan 20 pesawat terbang tetap dan sayap putar tambahan. Sepanjang kariernya, dia mengerahkan atau secara langsung mendukung Operasi Pengawasan Selatan, Operasi Pengawasan Utara, Operasi Kebebasan Abadi, Operasi Odyssey Dawn, Operasi Pelindung Bersatu, dan Operasi Inherent Resolve.

Selain gelar sarjana di bidang teknik sipil dari Texas Tech University, Jenderal Brown juga memiliki gelar master di bidang ilmu penerbangan dari Embry-Riddle Aeronautical University. Dia adalah lulusan Sekolah Senjata Tempur Angkatan Udara AS, lulusan terbaik dari Sekolah Staf dan Komando Udara, lulusan Air Command and Staff College, lulusan Air War College, dan pernah menjabat sebagai National Defense Fellow di Institute for Defense Analyses.

Tekanan sebagai Pria Kulit Hitam di Militer

Jenderal Brown adalah perwira kulit hitam kedua yang memegang jabatan tersebut. Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth yang sebelumnya mengatakan bahwa Jenderal Brown harus dipecat karena fokusnya yang "woke" terhadap program keragaman, kesetaraan, dan inklusi di militer.

Dalam buku terbarunya, Hegseth, mantan tokoh Fox News dan veteran militer, bertanya apakah Brown akan mendapatkan pekerjaan itu jika dia tidak berkulit hitam.

"Apakah karena warna kulitnya? Atau karena keahliannya? Kita tidak akan pernah tahu, tetapi selalu ragu – yang pada dasarnya tampak tidak adil bagi CQ. Tapi karena dia telah menjadikan kartu ras sebagai salah satu kartu panggil terbesarnya, itu tidak terlalu penting," Hegseth menulis dalam bukunya yang terbit pada 2024, "The War on Warriors: Behind the Betrayal of the Men Who Keep Us Free."

Brown sedang dalam perjalanan dinas ketika Trump membuat pengumuman tersebut, Jumat, 21 Februari 2025. Beberapa jam sebelum pengumuman Trump, akun resmi X milik Brown telah mengunggah foto-foto dirinya yang sedang bertemu dengan pasukan di perbatasan AS dengan Meksiko, yang dikerahkan untuk mendukung tindakan keras Trump terhadap imigran ilegal.

"Keamanan Perbatasan selalu menjadi hal yang penting bagi pertahanan tanah air kita. Saat kita menghadapi tantangan keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya... kita akan memastikan pasukan kita di perbatasan memiliki semua yang mereka butuhkan," Brown menulis di X.

Brown, mantan pilot pesawat tempur yang pernah memegang komando di Timur Tengah dan Asia, menceritakan pengalamannya mengalami diskriminasi dalam militer dalam video emosional yang diunggah secara online setelah pembunuhan George Floyd pada 2020, yang memicu protes nasional untuk keadilan rasial.

The Hndu melaporkan, kepergian C.Q. Brown diperkirakan akan mengirimkan gelombang kejut ke seluruh Pentagon. Jenderal Brown telah menjabat sebagai ketua selama 16 bulan, mengawasi operasi militer yang penting, termasuk perang yang sedang berlangsung di Ukraina dan konflik yang meningkat di Timur Tengah. Sementara itu, setelah pemecatan tersebut, Trump mengumumkan bahwa ia akan mencalonkan pensiunan Letnan Jenderal Angkatan Udara Dan "Razin" Caine sebagai ketua Kepala Staf Gabungan berikutnya.

Setelah pencopotan Jenderal Brown, Hegseth mengakui kontribusi Brown dalam pernyataannya, dengan mengatakan, "Dia mengabdi dengan sangat baik dalam karier yang mencakup empat dekade pengabdian yang terhormat," dan menambahkan bahwa Brown adalah "penasihat yang bijaksana."

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus