Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Berita Tempo Plus

Sokongan via Tombol Telepon

Para pendukung Abdullah Badawi mengejar dukungan suara melalui jutaan pesan via short message service (SMS).

15 Maret 2004 | 00.00 WIB

Sokongan via Tombol Telepon
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Satu-dua menit mengetik, terpampanglah dua kalimat singkat di atas layar telepon seluler Syed Azman: "Berilah sokongan pada PAS. Undi Anda menentukan masa depan." Sudah tak terhitung berapa kali Syed Azman mengetikkan kata-kata tersebut. Ketua Biro Internasional Partai Islam Se-Malaysia (PAS) itu tengah mengembuskan pesan serupa kepada semua kenalan dan handai-taulan. "Untuk mengimbangi pembentukan opini di media massa yang telah dikuasai Barisan Nasional (BN)," ujarnya kepada TEMPO.

Pekan-pekan ini bukan main hangatnya kampanye menjelang pemilu Malaysia, yang akan jatuh pada 21 Maret 2004. Salah satu senjata untuk memikat para pencoblos adalah pesan-pesan di telepon seluler atau SMS. Barisan Nasional menempuh langkah ini, yang mereka pandang praktis, murah, dan efektif. Koalisi partai pendukung Perdana Menteri Abdullah Badawi, tempat UMNO (United Malays National Organization) menjadi tulang punggung, telah memanen hasilnya. Maka, PAS kemudian memutuskan menempuh cara serupa.

Seperti kita ketahui, sejak menggantikan Mahathir Mohamad pada Oktober 2003, Abdullah Badawi, anak ulama asal Kedah, tampil dengan slogan kampanye antikorupsi. Memperkuat citra kebijakannya, Badawi belum lama ini mencopot seorang menterinya yang diduga terlibat korupsi, kolusi, nepotisme—KKN. Citra inilah yang digencarkan betul oleh para pendukung Badawi via SMS selama masa kampanye.

Bermarkas di sekretariat UMNO di Kuala Lumpur, para aktivis muda pro-Badawi dengan tekun menjelajahi dunia maya. Mereka bisa mengirim 50 ribu SMS per hari. Isinya? Apa lagi kalau bukan memohon dukungan. Abdul Rauf, aktivis muda UMNO, dalam wawancara dengan kantor berita Prancis, AFP, mengakui: "Cara ini amat efisien."

Dia juga mengakui keampuhan "kampanye telepon" ini dalam menangkal gerakan partai oposisi yang dimotori PAS. Kepada TEMPO, PAS mengakui memang tak mudah melawan Barisan Nasional lewat jalur maya. "Mereka punya Internet dan peralatan yang lebih canggih dari kami. Mereka mampu mengirimkan hingga jutaan SMS."

Merebut dukungan via SMS sebetulnya bukan trik baru dalam pemilu di region Asia Tenggara. Masih ingat people power Filipina yang fenomenal saat menjatuhkan Presiden Estrada? Jutaan SMS beterbangan di seantero Filipina pada masa-masa itu untuk merontokkan Estrada dan meminta dukungan bagi Gloria Macapagal-Arroyo—kini Presiden Filipina. Aksi ini rupanya menular pula ke Malaysia, lengkap dengan jurus saling gempur perang info. PAS menuding pemerintah Badawi sekuler. Kubu Badawi gantian menuding PAS berlabel ekstremis dan teroris.

Perang SMS memang taktik yang jitu karena murah, mudah, dan personal. Apalagi kini sekitar 10 juta dari total populasi 25 juta penduduk Malaysia sudah menggunakan telepon seluler. Tak mau ketinggalan, partai Cina dan India yang tergabung di Barisan Nasional pun ikut ambil bagian. Mereka merangsek ke seluruh etnis minoritas dengan mengirim SMS dalam bahasa Cina dan Tamil. Salah seorang ketua partai minoritas India, M. Kayveas, bahkan mencanangkan "Gerakan Sejuta SMS" untuk mendukung Barisan Nasional dan Badawi. "Lebih efektif daripada kampanye publik dan mampu menjembatani jurang informasi dengan kaum muda," Kayveas menyodorkan alasan.

Di tengah serunya perang SMS, Baharuddin, relawan Malaysian for Free and Fair Elections (Mafrel), menuding pemerintah Badawi menebarkan nila dalam kampanye kali ini. Menurut lembaga itu, mereka menemukan sekitar 48,14 persen pemilih fiktif. "Mereka kebanyakan memakai alamat palsu," ujar Baharuddin. Alhasil, Mafrel pun menuntut pemilu diundur.

Namun, hingga kini pemerintah Badawi belum berkomentar ihwal pemilih fiktif. Mungkin sudah telanjur optimistis. Mungkin pula terlalu sibuk mengawasi peringkat siapa-unggul dalam perang SMS.

Rommy Fibri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus