Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MEMASUKI musim panas kali ini, pemerintah Taiwan mendadak melakukan perombakan susunan personel pada lembaga yang mendampingi kegiatan Presiden Chiang Chingkuo. Dalam pertemuan mingguan Komite Tetap Sentral Guomindang - lembaga yang berkewajiban menelurkan kebijaksanaan Guomindang (baca: Kuomintang) sebagai partai tunggal yang berkuasa - pekan lalu, Chiang Chingkuo telah menyetujui pergantian kepemimpinan Dewan Keamanan Nasional, lembaga penasihat tertinggi kepresidenan. Sebagai Ketua Dewan Keamanan Nasional yang baru adalah Jenderal Chiang Wego, adik kandung Presiden Chiang. Ini jelas mengejutkan semua pihak, mengingat posisi tersebut memberikan banyak keleluasaan untuk menentukan arah politik (khususnya) dalam negeri. Presiden Chiang, 76, sudah lama sakit-sakitan. Tahun lalu, akibat mengidap diabetes dan kemunduran penglihatan, ia menjalani operasi besar dan dua bulan lewat jantungnya dibantu dengan alat pemacu. Dengan pengangkatan itu, Presiden Chiang tampaknya sudah tidak konsekuen dengan kata-katanya sendiri, yaitu bahwa dalam keluarga Chiang tidak akan ada lagi yang bakal memegang kekuasaan. Penentuan Jenderal Chiang Wego, 69, dalam kedudukan sekarang telah mengubah sama sekali skenario suksesi kepemimpinan negeri yang berada di bawah undang-undang darurat perang sejak 1949 ini. Tidak pernah ada gosip sedikit pun bahwa Wego, jenderal yang pada 1970-an sempat menjalani pendidikan keperwiraan di Jerman Barat dan dikenal sangat santai itu, bakal naik - paling tidak sampai sebulan lalu, ketika orang makin ribut soal suksesi. Dianggap terlalu condong pada gaya kehidupan Barat - ia gemar makanan Eropa dan menjadi langganan tetap sebuah restoran Swiss di Taipei - Wego selama ini oleh kalangan politisi dalam negeri dinilai tidak cukup layak untuk duduk dalam pemerintahan. Bahkan ia, pada 1964, sempat mendapatkan aib gara-gara sekelompok bawahannya dalam tentara mencoba membangkang dan mendongkel kekuasaan ayahnya, Generalisimo Chiang Kaishek. Sejak peristiwa itu, Wego hanya dipercaya memegang jabatan yang sepele. Sampai akhirnya, ketika abangnya, Chiang Chingkuo, naik tahta kepresidenan 1978, ia ditampilkan lagi. Jabatan terakhirnya adalah direktur unit latihan perang Departemen Pertahanan. Kali ini, oleh para pengamat ia dianggap akan lebih banyak bertindak ketimbang pejabat yang digantikannya, Wang Taoyuan. Sebagai teman dekat Presiden, Wang, 72, mendapatkan posisi baru sebagai menteri pertahanan. Menteri pertahanan sebelumnya, Soong Changchich - yang sudah duduk di pos itu sejak 1981 dan dianggap berpengaruh dalam pemerintahan, tapi kemudian tercemar karena ada sangkaan ia terlibat dalam pembunuhan penulis Henry Liu, 1984, oleh tiga perwira intel Taiwan (yang sudah dihukum) - dipensiunkan. Wego, yang mudah bergaul, tampaknya cocok dengan kebijaksanaan Guomindang belakangan ini yang mulai lunak menghadapi Tangwai (harfiahnya, Di Luar Partai) kelompok oposisi. Sejak Mei lalu, pihak penguasa sudah membuka dialog dengan Tangwai. Sikap Sekjen Guomindang Mah Soolay juga jelas: "Atas nama kesatuan nasional dan harmoni, kita layak mendengarkan sikap mereka dengan sekaligus berharap mereka bisa lebih memahami kita." Dalam demonstrasi yang dilakukan 500 orang pendukung Tangwai akhir Mei lalu di Kuil Lungshan, Taipei, tidak terjadi pertumpahan darah, meskipun ini demonstrasi terbesar sejak kejadian berdarah 1979 di Kaoshiung. Tak ada darah atau yang terluka di kuil itu. Adalah pihak Guomindang sendiri yang pada pertengahan Mei lalu mengambil inisiatif memulai pembicaraan dengan Tangwai. Dalam sebuah pertemuan rahasia antara oposisi dan 12 tokoh (dari 30) anggota Komite Tetap Sentral Guomindang, ada empat hal yang dibicarakan sehubungan dengan proses perubahan politik dalam negeri. Keempat topik - yang sejak 1949 dianggap haram untuk dibicarakan itu adalah menyangkut perubahan konstitusi, terutama soal peremajaan keanggotaan Dewan Nasional Legislatif dan Kontrol Yuan. Yu Ching, seorang tokoh oposisi, akhirnya dengan lega bisa berkata, "Setelah berpuluh-puluh tahun ditekan para tangwai dan pendapat umum, Guomindang akhirnya setuju juga membongkar keempat masalah peka tersebut." Dalam pada itu, penunjukan Jenderal Wego sebagai pemegang kendali Dewan Pertahanan Nasional juga sekaligus telah mengubah gambaran orang selama ini bahwa kelompok (bekas) militer akan sama sekali tidak turut campur dalam pemerintahan. Wego diharapkan juga bisa menjembatani para perwira senior yang kolot dengan kelompok birokrat muda dari kalangan sipil yang lebih longgar. Maklum, dia 'kan dianggap pandai bergaul. Mohamad Cholid
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo