Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Seoul – Satu spanduk besar bertuliskan ‘Black Lives Matter’ diturunkan dari depan dinding gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat di Seoul, Korea Selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua sumber yang mengetahui soal ini mengatakan pencopotan spanduk itu terjadi setelah Presiden AS, Donald Trump, menyatakan ketidak-sukaannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Spanduk itu terpasang pada Sabtu pekan lalu. Staf kedubes juga mengunggah cuitan yang mendukung gerakan demonstrasi anti-rasisme, yang terjadi di berbagai lokasi di AS dan dunia.
Demonstrasi menolak rasisme ini muncul setelah seorang pria kulit hitam, George Floyd, tewas setelah ditangkap polisi kulit putih di Minneapolis, AS, pada 25 Mei 2020.
“Alasan dubes memasang spanduk itu adalah untuk mengomunikasikan pesan solidaritas dengan warga AS yang peduli dengan adanya rasisme,” kata William Coleman, juru bicara kedubes AS di Seoul, Korea Selatan, seperti dilansir Reuters pada Senin, 15 Juni 2020.
Coleman menambahkan tujuan dari Duta Besar Harry Harris adalah bukan untuk mendukung atau menggalang donasi bagi spesifik organisasi.
“Untuk menghindari kesalah-pahaman bahwa uang dolar dari para pembayar pajak di AS digunakan untuk kepentingan organisasi seperti itu, dia mengarahkan agar spanduk itu dicopot,” kata Coleman.
Namun, Coleman juga menambahkan,”Ini tidak mengurangi prinsip dan nilai-nilai yang diekspresikan lewat pemasangan spanduk itu.”
Secara terpisah, Bloomberg News melansir bahwa Trump dan Menlu Mike Pompeo merasa tidak senang dengan pemasangan spanduk itu.
Harris, yang merupakan veteran angkatan laut AS selama 40 tahun bertugas, menjabat posisi dubes di Seoul sejak 2018.
Kepada teman-temannya, Harris mengatakan berencana mundur dari posisinya itu pada akhir 2020 ini.
Gelombang unjuk rasa Black Lives Matter terjadi di sejumlah kota di AS, Eropa, Australia, hingga Jepang dan Korea Selatan.
Mereka memprotes tewasnya pria kulit hitam George Floyd, yang ditangkap polisi kulit putih Derek Chauvin dengan tuduhan membeli rokok menggunakan uang palsu.
Chauvin, seperti dilansir CNN, menindih leher belakang George Floyd selama sekitar 9 menit, yang membuat pria kulit hitam berusia 46 tahun itu sulit bernapas.