Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kelompok riset Inggris, Iraq Body Count dan Oxford Research Group, menyodorkan data mencengangkan pada Selasa pekan lalu. Dua tahun selepas invasi Amerika Serikat (20 Maret 2003 hingga 19 Maret 2005) sekitar 25 ribu penduduk sipil Irak tewas (0,1 persen dari populasi). Riset itu juga menunjukkan setiap hari rata-rata 34 penduduk sipil Irak tewas sejak perang pecah.
Siapa pelakunya? Operasi pasukan AS pa-ling besar menelan korban tewas penduduk sipil Irak (98,5 persen). Perempuan dan anak-anak meliputi 20 per-sen korban sipil. Satu di antara 200 korban adalah bayi berusia hingga dua tahun. Separuh korban jatuh di Bagdad.
Apa senjata pembunuhnya? Ternyata se-bagian besar (53 persen) korban si-pil te-was akibat senjata peledak yang dija-tuhkan pesawat AS pada tahap awal perang. Senjata ini menimbulkan angka korban yang tinggi pada anak-anak.
Kelompok antipendudukan yang beraksi dengan bom bunuh diri ter-nyata ”hanya” menyumbang 4,3 per-sen kematian. ”Irak terpuruk ke da-lam anarki, dan kehadiran Amerika Serikat tak menolong. Ini menunjuk-kan ketidakmampuan Amerika men-ciptakan kedamaian di Irak,” kata Toby Dodge, pakar Timur Tengah di Universitas London.
Berikut data ledakan bom yang se-tiap hari mengguncang Mosul hingga Bagdad sejak Mei hingga Juli 2005.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo