Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lintas Internasional

25 Juli 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Thailand
Undang-undang Darurat di Selatan>

PERDANA Menteri Thaksin Shinawatra memberla-ku-kan keadaan darurat di Pro-vinsi Yala, Narathiwat, dan Pattani, di Thailand Selatan, pada Selasa pekan lalu. Pe-merintah bertekad membe-rangus gerilyawan muslim yang berupaya membebaskan wilayah berpenduduk mayo-ritas muslim itu dari peme-rintah Bangkok. Pemerintah ber-janji memakai kekuat--an dan efek minimal terhadap kebebasan sipil. ”Tujuan ka-mi menciptakan perdamai-an,” kata Menteri Dalam Ne-geri Chitchai Wannasa-thit.

Tapi bekas perdana menteri Anand Panyarachun mengkritik keras langkah Thaksin. ”Memberikan kekuasaan yang lebih luas justru dapat me--ningkatkan kekerasan dan-- krisis yang nyata,” kata Kepala Komisi Rekonsiliasi Nasional di provinsi selatan ini. Peringatan Anand benar. Hari itu juga para pejuang muslim menyerang ibu kota Yala, merusak jaringan -listrik, menyulut bahan peledak, dan menebar peluru ke arah pasukan, sebelum melarikan diri.

Pakistan
150 Militan Ditangkap

Lebih dari 150 anggota ke--lompok militan ditangkap aparat keamanan Pakis-tan pada Selasa pekan lalu. Menurut sumber intelijen Pakistan, mereka ditangkap ma-lam hari dalam penggerebekan sejumlah masjid dan madrasah di Provinsi Punjab dan Sindh. Deputi Inspektur Jenderal Polisi Mushtaq Shah membenarkan adanya penangkapan itu. Namun ia membantah bahwa mereka ditangkap di masjid maupun madrasah.

Sikap Presiden Pakis-tan Per-vez Musharraf kepada -ka--um- militan memang me-nge--ras belakangan ini. Di depan televisi ia berjanji menindak mereka yang bertindak anar--kis atas nama Islam. Ia pun- mendukung investigasi- bom London. Tapi, menurut Peter Wilson, penasihat Ke-dutaan Besar Inggris di Pakis-tan, tak ada satu orang pun yang ditangkap terkait de-ngan bom London. Pejabat mi-liter Pakistan dalam arti-kel The Daily Times mengaku te-ngah mengejar Harun Rashid Aswad, tersangka bom London pada 7 Juli lalu, di Pa-kistan. Aparat menangkap se--orang warga mirip Harun ta-pi ternyata salah sasaran.

Arab Saudi
Duta Besar Mundur

Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat, Pa-ngeran Bandar Bin Sultan, meng-undurkan diri. Peme-rintah Saudi mengumumkan hal itu pada Rabu lalu. Bandar, 56 tahun, teman dekat ke-luarga Presiden George Bush, telah menjadi duta besar di AS lebih dari 20 tahun. Ia mundur dengan alasan pribadi yang tak disebutkan. ”Sebenarnya Bandar sudah tidak aktif selama bertahun-tahun, namun keluarga kera-ja--an menutup mata,” ujar man-tan Duta Besar AS -untuk Arab Saudi, Chas Freeman.

Satu di antara kesuksesan Bandar sebagai diplomat ada-lah membantu pemerintahan Ronald Reagan mengatur keluarnya Yasser Arafat, Ke-tua Organisasi Pembebas-an Palestina, PLO, dari Libanon pada 1983. Dia juga yang mempengaruhi Raja Fahd agar membiarkan pasukan AS masuk ke Arab Sau-di se-telah Irak menginvasi Kuwait pada 1990. Namun penga-ruhnya berangsur hilang setelah peristiwa pe-ngebom-an menara kembar di New York pada 11 September 2001.

Dalam wawancara dengan USA Today melalui e-mail, Bush memuji Bandar sebagai di-plomat yang tak kenal lelah memperjuangkan persahabatan kedua negara. ”Ia berhasil mengatasi saat-saat sulit (dalam hubungan AS-Saudi) dengan amat baik,” tu-lis Bush. Bandar digantikan man-tan pemimpin intelijen Sau-di, Turki al-Faisal, 60 tahun.

Mesir
Bom Beruntun Guncang Mesir

LEDAKAN beruntun ter-jadi di kawasan wisata Sharm el-Sheik di Laut Merah, Mesir. Ledakan terjadi sekitar pukul 01.12 Sabtu waktu setempat atau Jumat pekan la-lu. Menurut kantor berita AP, sedikitnya 75 orang tewas dan 200 luka-luka akibat serangkaian bom itu. Jum-lah korban kemungkinan ber-tambah.

Ledakan itu diduga bom bunuh diri menggunakan mo-bil. Ledakan pertama terjadi di daerah pertokoan di Sharm el-Sheik. Sekitar 15 me-nit kemudian, sedikitnya dua leda-k-an terdengar kembali da-ri arah Teluk Naama, yang jauhnya enam kilometer dari lokasi ledakan pertama.

Sharm el-Sheik merupakan kawasan wisata yang banyak dikunjungi turis asing, seperti dari Inggris, Prancis, Spanyol, Belanda, Qatar, dan Kuwait. Para wisatawan, yang ada di sekitar kejadian, langsung berhamburan ke luar hotel.

Peristiwa ini merupakan yang kesekian kali terjadi di kawasan itu. Pada Oktober tahun lalu, 34 orang terbunuh akibat bom mobil di tempat wisata Laut Merah di kawasan Taba, di daerah pantai timur Sinai.

Inggris
Bom Lagi

Empat bom kembali meng---guncang London pada Kamis pekan lalu. Ledakan terjadi di Shepherd’s Bus, Oval, Warren Street, dan di atas bus tingkat yang tengah meluncur di Hackney Road. Untunglah, bom gagal meledak sempurna sehingga ha-nya se-orang ibu yang terluka. ”Bom ini gagal membunuh,” kata Kepala Polisi Metropol London, Komisaris Ian Blair.

Inilah untuk kedua kali-nya ibu kota Inggris diguncang bom. Pada 7 Juli lalu empat ledakan di tiga kereta bawah tanah dan sebuah bus tingkat merenggut 56 nyawa dan melukai 700 orang lebih. Polisi berhasil mengidentifikasi pelaku peristiwa berdarah itu—empat warga Inggris, tiga keturunan Pa-kistan dan seorang keturunan Jamaika. Hingga kini polisi belum da-pat mengidentifikasi bom ke-dua itu. Polisi menangkap empat orang yang dicurigai, namun dua di antaranya langsung dibebaskan. Dua lainnya diduga tak punya kaitan dengan aksi teror.

Amerika Serikat
Rove Harus Mundur

Sudah dua pekan ini Karl Rove, penasihat senior Presi-den AS George W. Bush, menjadi bintang media massa Ame-rika. Majalah Newsweek m-e-laporkan keterlibatan Ro-ve dalam mengungkap ide-n-titas Valerie Plame, seorang agen CIA. Laporan itu membuat gerah Bush lantaran sejak 2003 Gedung Putih se-lalu me--nyangkal isu ini. Be--la-kang---an muncul bukti surat elektronik wartawan Time, Matthew Cooper, kepada kepala bironya, yang menyebut nama Karl Rove sebagai nara-sumbernya.

Karl Rove adalah otak di balik kemenangan Bush da-lam pemilu dan arsitek mesin politik kubu Republik. Hampir dua tahun Jaksa Patrick Fitzgerald memimpin komisi independen menyelidiki si pem-bocor nama Plame. Dan ada kemungkinan pejabat di- pemerintah Bush terlibat ”kon-spirasi” ini. Motif peng-ungkapan jati diri Plame diduga sebagai balasan pejabat Gedung Putih terhadap suami Plame, Joseph Wilson. Dia mengkritik kebijakan AS menginvasi Irak melalui artikelnya di The New York Times, 6 Juli 2003.

Menjelang in-vasi ke Irak, pejabat AS memang gencar ber--kampanye ten-tang rezim Saddam Hussein yang mem-bangun per-senjataan pe--mus-nah massal. Puncaknya, da-lam pidato 28 Januari 2001, Bush memaparkan kese-riu-san- Saddam so-al senjata ki--mia u-ntuk me-ng-oyak ke--amanan AS. Pada 2002 Wilson diminta CIA menyelidi-ki info uranium Saddam. Ia melaporkan bahwa informa-si itu salah. Tapi Bush bergeming. Ia te-tap me-ramaikan infor-masi sen--jata pe-musnah mas-sal di negeri Saddam.

Inilah kritik Wilson dalam tulisannya di The New York Times.

Kasus pun melebar. Kolum-nis Robert Novak menulis bah--wa istri Wilson, Valerie- Plame, adalah agen CIA. Baik- Novak maupun Cooper meng-akui narasumbernya Rove-. Gedung Putih merasa tak nyaman. Pernyataan Bush di masa lalu serta sejum--lah bukti kian mengarah pada fakta adanya konspirasi di Gedung Putih untuk menghukum Wilson karena lancang mengkritik kebijakan Bush atas Irak.

Beberapa waktu lalu Bush gembar-gembor ingin tahu pe-lakunya dan berjanji meng-hukum si pem-bo-cor jika -ter-bukti. Maka ung----kap-an nyi--nyir pun me-ru-yak di pu--blik Amerika. Jajak pen--da-pat yang- di-lansir Pew Research ke-pada pu-blik AS mendesak Rove segera ke-luar dari Gedung Putih dan se-gera dihukum.

EKD, RFX, PP (Reuters/BBC/ABC)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus