Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Surat Kabar Tertua Malaysia Malay Mail Berhenti Terbit, Kenapa?

Surat kabar Malay Mail, surat kabar tertua Malaysia dan bahkan termasuk yang tertua di dunia, menerbitkan edisi terakhirnya setelah 122 tahun beredar.

2 Desember 2018 | 16.30 WIB

The Malay Mail, surat kabar tertua di Malaysia, mencetak edisi terakhirnya pada 1 Desember.[Straits Times]
Perbesar
The Malay Mail, surat kabar tertua di Malaysia, mencetak edisi terakhirnya pada 1 Desember.[Straits Times]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Surat kabar Malay Mail, media cetak tertua Malaysia dan bahkan termasuk yang tertua di dunia, menerbitkan edisi terakhirnya setelah 122 tahun beredar di gelanggang media.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Bagaimanapun, surat kabar yang terkenal karena jurnalismenya yang kuat dan eksklusif, serta memiliki perjalanan yang sangat panjang dan bersejarah, pada akhirnya menyerah di tengah revolusi industri media yang mulai berasimilasi dengan teknologi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Per 2 Desember, Malay Mail hanya tersedia dalam format daring, dan pemimpin redaksinya Datuk Wong Sai Wan menulis pesan perpisahankepada pembaca surat kabar, meminta semua pemangku kepentingan dari pembaca hingga pengiklan untuk memulai perjalanan baru di mana ia akan melakukan segalanya serba digital untuk menginformasikan, menghibur, dan mempromosikan, menurut laporan New Straits Times, 2 Desember 2018.

Di seluruh dunia, industri surat kabar menghadapi periode terberat dan banyak surat kabar bersejarah telah menghentikan publikasi.

Malay Mail versi online.[BFM]

Misalnya saja di Kanada, puluhan surat kabar daerah telah menutup oplah selama beberapa tahun terakhir. Di Malaysia, Malay Mail sejauh ini adalah korban terbesar dari revolusi media, sementara pengurangan besar-besaran pegawai telah terjadi atau sedang berlangsung di beberapa surat kabar utama.

Baru saja kemarin, sekitar 800 karyawan Utusan Melayu Berhad, penerbit surat kabar Melayu yang berpengaruh, Utusan Malaysia, mengucapkan selamat tinggal kepada pemilik perusahaan dalam upacara yang emosional ketika mereka meninggalkan Utusan di bawah latihan skema pemisahan sukarela (VSS).

Di tempat lain, latihan serupa telah diterapkan di Media Prima, grup media terbesar, dan Star Media Group yang mem-PHK 1.000 pegawai secara keseluruhan, dan kemungkinan mengurangi lebih banyak staf.

Edisi tempo dulu surat kabar Malay Mail.[cilisos.my]

"Model bisnis surat kabar cetak sedang jatuh karena bergantung pada iklan untuk bertahan hidup, dan ledakan akses informasi yang mudah secara digital telah membuat kita tidak berguna sebagai penyedia berita," tulis Wong Sai Wan dalam pesan perpisahan.

Ia menambahkan koran cetak tidak lagi memiliki alasan kuat untuk berbisnis, kecuali melayani orang-orang generasi tua.

Penerbit surat kabar Malay Mail Datuk Siew Ka Wei mengatakan kepada Bernama bahwa akhir koran itu adalah salah satu hari paling menyedihkan secara pribadi baginya.

Kapsul waktu berisi artikel-artikel Malay Mail, sebuah Alkitab, koin dari kotak sumbangan gereja, program pelayanan gereja dan sejarah digital gereja.[Ham Abu Bakar/Malaymail.com]

"Saya suka Malay Mail terutama halaman depan saat kami mencatat kisah baik dan buruk yang terjadi di sekitar kita. Kita tidak punya pilihan. Tetapi saya yakin merek akan tetap kuat karena kami memiliki tim yang sangat bagus untuk mengembangkan merek secara digital," katanya.

Tan Sri Johan Jaaffar, mantan ketua Media Prima Berhad, melihat fenomena ini sebagai ironi hari-hari gelap untuk surat kabar dan industri terkait yang diwarnai PHK besar-besaran.

"Industri media secara keseluruhan perlu mengubah dirinya dan perlu memikirkan kembali model bisnisnya," kata Johan, mantan Pemimpin Redaksi Utusan Melayu, salah satu surat kabar utama Malaysia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus