Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Sutradara Palestina Pemenang Oscar Ditangkap setelah Dipukuli oleh Pemukim Israel

Pemukim Israel di Tepi Barat memukuli salah satu sutradara Palestina dari film dokumenter pemenang Oscar, No Other Land.

25 Maret 2025 | 10.30 WIB

Basel Adra, Rachel Szor, Hamdan Ballal, dan Yuval Abraham berpose dengan Piala Oscar untuk Film Dokumenter Terbaik untuk "No Other Land" di Academy Awards ke-97 di Hollywood, Los Angeles, California, 2 Maret 2025. Reuters/Daniel Cole
Perbesar
Basel Adra, Rachel Szor, Hamdan Ballal, dan Yuval Abraham berpose dengan Piala Oscar untuk Film Dokumenter Terbaik untuk "No Other Land" di Academy Awards ke-97 di Hollywood, Los Angeles, California, 2 Maret 2025. Reuters/Daniel Cole

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu sutradara Palestina dari film dokumenter pemenang Oscar, No Other Land, diserang oleh pemukim Israel. Dalam kondisi terluka, ia justru ditangkap oleh tentara Israel pada Senin di wilayah pendudukan Tepi Barat, menurut kolega sutradaranya, Yuval Abraham.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam sebuah posting di X seperti dilansir SBS pada Selasa 25 Maret 2025, Abraham mengatakan sekelompok pemukim Israel telah menyerang Hamdan Ballal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Mereka memukulinya dan dia mengalami luka di kepala dan perutnya berdarah. Tentara Israel menyerbu ambulans yang sedang membawanya, dan menculiknya. Tidak ada tanda-tanda dia sejak itu," tulis Abraham.

Abraham memposting video di X yang menunjukkan pria bertopeng berlari menuju kamera, salah satu dari mereka melemparkan batu ke arahnya dan layarnya menjadi hitam.

"Kelompok pemukim bertopeng bersenjata seperti KKK yang menyerang sutradara No Other Land Hamdan Ballal (masih hilang), tertangkap kamera di sini," bunyi postingan itu.

Insiden itu terjadi di Desa Susya, Tepi Barat selatan, menurut LSM anti-pendudukan Center for Jewish Nonviolence, yang anggotanya mengatakan merekam peristiwa itu secara langsung.

Kantor berita Palestina WAFA melaporkan empat warga Palestina, termasuk Ballal, terluka dalam serangan oleh pemukim Israel. Menurut laporan itu, pemukim bersenjata melemparkan batu ke penduduk desa, rumah, dan mobil.

Ballal dikatakan telah dipukul di kepala oleh batu, dan awalnya tidak ada yang diketahui tentang keberadaan atau kondisinya.

Pengacara Leah Tsemmel mengatakan polisi Israel mengatakan kepadanya bahwa mereka ditahan di pangkalan militer untuk perawatan medis dan dia belum dapat berbicara dengan mereka.

Aktivis dan pengamat Palestina melaporkan bahwa tentara Israel membawa paksa Ballal yang terluka keluar dari ambulans dan menahannya.

Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tiga tersangka Palestina, serta seorang warga sipil Israel, telah ditahan. Namun, mereka membantah bahwa seorang Palestina telah "ditangkap dari dalam ambulans".

"Beberapa orang melemparkan batu ke warga Israel, merusak kendaraan mereka di dekat Susya [di Tepi Barat]. Setelah ini, konfrontasi kekerasan pecah, yang melibatkan saling melempar batu antara Palestina dan Israel di tempat kejadian."

Militer Israel melanjutkan dengan mengatakan bahwa ketika polisi tiba di tempat kejadian, "beberapa teroris mulai melemparkan batu" ke arah mereka.

"Sebagai tanggapan, pasukan menangkap tiga warga Palestina yang diduga melemparkan batu ke arah mereka, serta seorang warga sipil Israel yang terlibat dalam konfrontasi kekerasan. Para tahanan dibawa untuk diinterogasi lebih lanjut oleh polisi Israel," kata pernyataan itu.

Dikatakan juga seorang warga negara Israel terluka dan dievakuasi untuk menerima perawatan medis.

Israel telah menduduki Tepi Barat sejak 1967.

No Other Land, yang disutradarai oleh aktivis Israel-Palestina, memenangkan film dokumenter terbaik di Academy Awards tahun ini.

Diambil di dekat Masafer Yatta, film dokumenter ini mengikuti seorang pemuda Palestina yang berjuang dengan pengungsian paksa saat tentara Israel merobohkan rumah-rumah komunitasnya untuk memberi ruang bagi zona tembak.

Tentara Israel menyatakan Masafer Yatta sebagai zona militer terlarang pada 1980-an.

Tepi Barat, tidak termasuk Yerusalem timur, adalah rumah bagi sekitar tiga juta warga Palestina serta hampir setengah juta orang Israel yang tinggal di permukiman yang ilegal di bawah hukum internasional.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus