Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 22 orang tewas dan 33 luka-luka dalam kecelakaan mobil di Minya, dekat provinsi selatan Mesir pada Selasa, 19 Juli 2022. Seperti dilansir ABC, pihak berwenang telah mengkonfirmasi peristiwa ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kecelakaan itu terjadi pada dini hari, ketika sebuah bus penumpang menabrak truk trailer yang berhenti di jalan raya yang menghubungkan ibukota Kairo ke selatan negara itu. Otoritas Minya dalam sebuah pernyataan menyatakan, bus itu sedang dalam perjalanan menuju Kairo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pihak berwenang menjelaskan, truk itu sedang mengganti ban di pinggir jalan ketika bus menabraknya di kota Malawi di provinsi Minya, sekitar 220 kilometer selatan Kairo.
Ambulans segera ke tempat kejadian untuk memindahkan korban luka ke rumah sakit di Minya. Rekaman dari tempat kejadian yang diposting oleh otoritas setempat menunjukkan sebuah bus dengan kerusakan parah di bagian depan diduga dari tabrakan dengan bagian belakang truk.
Kecelakaan lalu lintas membunuh ribuan orang setiap tahun di Mesir, yang memiliki catatan keselamatan transportasi yang buruk. Kecelakaan sebagian besar disebabkan oleh kecepatan, mengemudi yang ceroboh, jalan yang buruk atau penegakan hukum lalu lintas yang buruk.
Pada Januari, sedikitnya 16 orang tewas dan 18 lainnya luka-luka ketika sebuah mikrolet bertabrakan dengan sebuah bus angkutan umum di Semenanjung Sinai. Pada April tahun lalu, sebuah bus terbalik ketika mencoba melewati sebuah truk di jalan raya di provinsi selatan Assiut, menyebabkan sedikitnya 21 orang tewas dan tiga lainnya terluka.
Badan statistik resmi Mesir, seperti dikutip AP, menyatakan ada sekitar 10.000 kecelakaan di jalan pada 2019, tahun terakhir di mana statistik tersedia. Sejumlah kecelakaan itu menyebabkan lebih dari 3.480 orang tewas. Pada 2018, ada 8.480 kecelakaan mobil, menyebabkan lebih dari 3.080 kematian.
Baca: Elit Barat Absen, Pertemuan 'Davos Rusia' Hanya Dihadiri Pengusaha China
ABC NEWS | AP