TAMPAKNYA, Presiden George Bush yakin bahwa Saddam Hussein bisa dipaksa keluar dari Kuwait -- kalau perlu dengan kekerasan. Berikut pendapatnya tentang krisis Teluk, dikutip dari wawancara Bush dengan majalah berita Time, 7 Januari 1990. Para pembantu Anda mengatakan, sikap Anda sangat tenang dan siap untuk berperang kalau memang diperlukan? Saya tak tahu kalau ada yang mengatakan demikian. Namun, saya telah berusaha menempuh segala langkah yang menurut saya perlu. Bahkan kami pun masih terus berusaha memikirkan dan mencari segala jalan. Apakah saya puas dengan kebijaksanaan itu? Saya yakin kebijaksanaan saya benar. Apakah itu akan berhasil? Saya yakin itu akan berhasil. Jadi, Anda tenang dan rela mengorbankan jiwa orang-orang Amerika untuk mencapai tujuan itu? Tidak, saya tidak rela mengorbankan jiwa orang Amerika. Saya tak suka pertanyaan itu. Yang saya inginkan adalah menyaksikan resolusi DK PBB dilaksanakan secara penuh. Tapi, mengorbankan jiwa orang Amerika bukankah "harga" yang harus dibayar untuk melaksanakan resolusi tersebut? Bisa saja. Tapi, saya tak ingin orang mengatakan, hei orang itu tega mengorbankan jiwa manusia. Saya tak ingin menyaksikan anak-anak kita kehilangan jiwa. Tak satu pun. Apakah Anda bisa tidur tenang sementara itu Anda sadar bisa membawa negeri ini ke peperangan? Ya, ya, bisa. Benar. Saya menyimpulkan bahwa yang duduk di belakang mejalah biasanya yang mengambil keputusan. Karena itu, tekad saya sudah bulat -- bukannya santai. Saya tidak kebingungan lantaran saya tahu yang harus dikerjakan. Saya juga tahu akibat ini semua terhadap tata dunia baru kalau itu dilakukan dengan benar. Saya juga sadar akan malapetakanya kalau kita keliru melaksanakannya. Apakah itu berarti cara lain untuk mengatakan Amerika akan tetap jadi polisi dunia? Ya, Jelas. Amerika mendapat tanggung jawab sangat besar pada waktu diminta menolong menyelamatkan dunia. Saya tak mengatakan polisi dunia karena di beberapa wilayah dunia kita tak dalam posisi untuk melakukan atau ingin melakukan tindakan. Tapi, kita punya tanggung jawab besar untuk melindungi kemerdekaan dan keamanan beberapa negara. Apa yang sedang berlangsung di Teluk ada kaitannya dengan itu, bukan hanya kita harus melakukannya demi memelihara posisi kita di sana. Mereka menengok pada kita untuk memelihara keamanan dan stabilitas Teluk, misalnya. Kita mendapat kepercayaan yang orang lain tak memilikinya. Kita masih dihormati dan orientasi kita adalah ke arah kepemimpinan seperti itu. Menurut perasaan Anda, apakah perang akan pecah? Oh, Tuhan .... Perasaan saya mengatakan ia (Saddam Hussein) akan keluar dari sana. Tapi, beberapa pemimpin Arab mengatakan beberapa alasan mengapa ia tak akan melakukan itu. Apa yang dilakukannya di Iran takkan bisa dilakukannya di Kuwait. Ia tak bisa melakukannya untuk mendapatkan dukungan di dalam negeri. Saya pikir seseorang yang pernah berperang, dan kemudian sadar akan kekuatan besar yang dihadapinya, ia tak akan terjun ke perang yang lainnya. Saya sudah bertekad melakukan apa yang harus dilakukan seperti yang disebutkan dalam resolusi PBB. Tak akan ada konsesi. Walau hanya seinci wilayah pun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini