Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang tentara Amerika Serikat telah ditahan di Rusia atas tuduhan pelanggaran kriminal, kata Angkatan Darat AS pada Senin, 6 Mei 2024. Penahanan tentara AS ini adalah kasus tingkat tinggi terbaru terhadap seorang warga Amerika di Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang pejabat AS, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan tentara tersebut berpangkalan di Korea Selatan. Pejabat AS lainnya mengatakan tentara tersebut dituduh mencuri dari seorang wanita.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Angkatan Darat tidak memberikan rincian mengenai tuduhan tersebut, dengan alasan masalah yang sensitif. Moskow dikabarkan memberi tahu Departemen Luar Negeri AS tentang kasus kriminal yang menjerat tentara itu sesuai dengan Konvensi Wina tentang Hubungan Konsuler.
“Pada tanggal 2 Mei 2024, pihak berwenang Rusia di Vladivostok, menahan seorang tentara Amerika atas tuduhan pelanggaran pidana,” kata Angkatan Darat.
Penangkapan tentara tersebut pertama kali dilaporkan oleh NBC News. Kedutaan Besar Rusia di Washington tidak memberikan komentar.
Harian Rusia Izvestia, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, mengatakan sersan Angkatan Darat yang berbasis di Korea Selatan itu bertemu dengan seorang wanita dari pelabuhan Vladivostok di timur jauh Rusia melalui Internet.
Izvestia mengatakan pasangan itu hidup bersama selama beberapa waktu. Namun tentara tersebut memukuli dan mencuri uang sebesar 200.000 rubel atau setara US$ 2.200 dari si wanita.
Pemerintahan Presiden Joe Biden telah melobi Moskow untuk membebaskan banyak orang Amerika, termasuk reporter Wall Street Journal Evan Gershkovich.
Gershkovich, 32, menjadi jurnalis AS pertama yang ditangkap atas tuduhan mata-mata di Rusia sejak Perang Dingin. Ia ditahan oleh Dinas Keamanan Federal (FSB) pada 29 Maret tahun lalu. Baik Gershkovich, WSJ dan pemerintah AS telah menyangkal bahwa dia adalah mata-mata.
Gershkovich dan Paul Whelan, warga negara Amerika yang dihukum karena menjadi mata-mata Rusia dan dijatuhi hukuman 16 tahun penjara pada tahun 2020. Departemen Luar Negeri AS menyebut penahanan keduanya adalah salah. Washington menganggap tuduhan terhadap mereka palsu dan berupaya untuk membebaskan keduanya.
Ihwal penahanan tentara tersebut, juru bicara Departemen Luar Negeri AS hanya mengkonfirmasi bahwa seorang warga negara AS telah ditahan di Rusia. “Kami kembali memperingatkan kepada warga AS tentang bahaya yang ditimbulkan bila bepergian ke Rusia. Warga AS yang tinggal atau bepergian di Rusia harus segera meninggalkan negara itu sebagaimana tercantum dalam Saran Perjalanan kami untuk Rusia,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri. “Karena privasi dan pertimbangan lainnya, kami tidak bisa memberikan rincian lebih lanjut saat ini.”
REUTERS
Pilihan editor: Mengenal Sadiq Khan Wali Kota London Tiga Periode