Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Terombang-ambingnya kim

Kekalahan partai pemerintah, dlp, membuat malu kim young-sam yang bergabung dengan roh. presiden roh tae-woo mengundang semua ketua faksi di dlp. tapi kim young-sam tidak hadir. timbul berbagai isu.

14 April 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUATU kejutan yang konon akan membawa perubahan terjadi di Korea Selatan, pekan lalu. Dalam pemilihan sela yang diadakan pada Rabu pekan lalu, Partai Liberal Demokrasi (Democratic Liberal Party, DLP) yang memerintah telah mengalami kekalahan telak. Tanpa terduga sebelumnya, dalam pemilihan tersebut partai penguasa itu kehilangan salah satu dari dua kursi yang diperebutkan. Yang lebih mengejutkan, kekalahan itu justru di tangan partai oposisi yang dianggap "anak bawang", Partai Demokrasi (DP), karena partai oposisi utama Partai untuk Perdamaian dan Demokrasi (PPD) memilih untuk tak terjun. Penghitungan terakhir menunjukkan Huh Tak, calon dari DP, berhasil merebut 55% dari jumlah seluruh suara yang masuk untuk distrik pemilihan Chinchun Umsung, kawasan tengah Korea Selatan. Banyak yang mengatakan itu tak berarti apa-apa karena DLP hanya kehilangan satu kursi. Apalagi kalau diingat dalam pemilihan sela di wilayah-wilayah pemilihan lain, calon-calon DLP berhasil mengalahkan saingan-saingannya. Tapi para peninjau politik Korea Selatan berpikiran lain. Mereka mengatakan, walaupun hanya satu kursi, artinya sangat penting karena menjadi barometer popularitas DLP. DLP adalah partai baru di bawah pimpinan Presiden Roh Tae-Woo, dibentuk pada Februari sebagai penjelmaan fusi tiga partai: Partai Demokrasi Reunifikasi (RDP) di bawah Kim Young-Sam, partai lama Roh, dan sebuah partai oposisi kecil lainnya. "Itu merupakan ukuran bagaimana para pemilih dan rakyat Korea Selatan memandang partai baru tersebut," kata Huh Tak dengan gembira. Kekalahan itu ternyata memang sangat mengejutkan Roh Tae-Woo. Hanya dua hari setelah kekalahan yang memalukan itu, Roh mengundang semua ketua faksi yang berada di bawah naungan DLP. Yang menarik, Kim Young-Sam tak bersedia hadir, malah konon memboikot rapat yang diadakan di kediaman resmi Roh itu. Akibatnya, muncul berbagai spekulasi bahwa partai baru itu akan pecah. Namun, sebagian pengamat mengatakan kemungkinan itu sangat jauh. Sebab, fusi baru saja terjadi pada Februari lalu. Ketakhadiran Kim hanya merupakan suatu langkah politik agar suaranya dan suara faksinya bisa lebih didengar dan bisa mendapat jatah yang lebih besar dalam distribusi kekuasaan. Dari tempat kediamannya, Kim Young-Sam, yang tak hadir memenuhi undangan Roh, memberikan komentarnya dengan mengkritik, "beberapa gelintir kaum konservatif yang masih belum berubah dan tetap ingin menguasai dan malah cenderung tak mempedulikan kami." Suara itu mengisyaratkan bahwa partai baru belum akan pecah. Kata seorang anggota parlemen dari partai oposisi, PPD, "Kami tentu saja berharap agar partai itu pecah, tapi saya kira itu tak akan terjadi sekarang." Dengan berbaliknya Kim Young-Sam ke pihak penguasa, PPD menjadi satu-satunya partai oposisi. Sementara itu, para pemuka PPD yang dipimpin Kim Dae-Jung berusaha menemui Kim Young-Sam dan mencoba menanyakan rencana selanjutnya. Di kalangan DLP sendiri banyak yang kecewa dengan sikap Kim Young-Sam. Mereka menganggap sikapnya sebagai "pemberontakan terbuka" terhadap Roh. Toh, dari segala segi, tampaknya Kim Young-Sam sulit melepaskan diri dari DLP lantaran "ia tak mungkin berbuat lebih jauh dari itu". Maksudnya dari sekadar tak hadir. Dalam pemberitaan dalam surat-surat kabar Korea Selatan, pemilu sela ini merupakan suatu hal yang membikin malu Kim Young-Sam karena pemenangnya mendapat dukungan dari bekas-bekas rekan Kim dalam RDP. Ini sebagai pernyataan tak setuju mereka dengan langkah Kim bergabung dengan Roh. Roh sendiri tak bereaksi banyak mengenai ketakhadiran Kim. Ia hanya mengatakan agar "harmoni dan kesatuan" di dalam partai dapat terus terpelihara. Tapi, andai kata Kim berbalik menjadi oposisi kembali, politik Korea Selatan akan bertambah mara. ADN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus