Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Abunawas gaya belgia?

Raja baudouin turun takhta sehari, kemudian oleh parlemen diangkat kembali. dimaksudkan agar ia tak harus meneken uu baru yang sudah disetujui parlemen, yakni uu yang menghalalkan aborsi.

14 April 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BILA ini terjadi dalam cerita Abunawas -- salah satu tokoh dalam Cerita 1001 Malam -- tentu tak berbuntut panjang. Tapi ini terjadi di Belgia, sebuah kerajaan berkonstitusi negeri makmur dengan pendapatan per kepala sekitar US$ 10.500. Ceritanya, Rabu pekan lalu Raja Baudouin harus turun tahta karena pernyataan parlemen di malam sebelumnya. Tapi ini hanya untuk sehari. Ini dimaksudkan agar ia tak harus meneken undang-undang baru yang sudah disetujui oleh parlemen, yakni UU yang manghalalkan aborsi. Sebab, sang raja seorang Katolik yang taat, secara pribadi sangat antiaborsi. Itulah "skenario" yang dipercaya orang Belgia sebagai akal-akalan Perdana Menteri Wilfried Martens. Sang PM rupanya bersiasat guna menghindarkan krisis politik akibat keteguhan sikap pribadi Raja. Dan kesempatan itu memang ada. Pasal 79 Konstitusi Belgia menyatakan, "bila raja sakit, raja gila, atau secara fisik tak mampu memerintah, harus diganti". Maka, dalam sidang kabinet Selasa malam pekan lalu, PM Martens menyatakan bahwa Raja Baudouin "tak mampu memerintah." Pemerintah Brussel segera mengambil alih kekuasaan Baudouin dan segera mengundangkan UU yang mengesahkan aborsi. Lalu, esok harinya parlemen bersidang istimewa dan, dengan suara 245 setuju dan 93 abstain, memutuskan "Raja Baudouin dapat kembali naik tahta." Pengangkatan raja ini pun dijamin oleh Pasal 82 UUD. Tapi, tak sebagaimana ketika Pasal 79 digunakan pada 1940 -- ketika Raja Leopold III, ayah Baudouin, menyerah pada pihak NAZI -- pemanfaatannya kali ini memancing debat seru. "Krisis Konstitusi," demikian judul berita utama koran berbahasa Prancis Le Soir. Pihak oposisi, yang memilih untuk tidak ikut memberi suara dalam parlemen, menuduh Pemerintah "mempermainkan konstitusi". Para ahli hukum pun banyak yang tak setuju cara "Abunawas" ini. "Prosedur itu membuat saya tercengang," kata Profesor Francis Delperre, guru besar hukum konstitusi di Universitas Katolik Louvain. Kata guru besar itu, penggunaan dua pasal dalam UUD itu kali ini bersifat manipulatif. Dengan kata lain, melanggar hukum. Reaksi masyarakat Belgia, negara berpenduduk 10 juta jiwa ini, terpecah. Banyak yang bersimpati pada Baudouin karena keteguhan sikapnya pada antiaborsi. Tapi tak sedikit yang mengatakan bahwa sang raja mencampuri urusan lembaga demokrasi. Sejumlah pemimpin politik mengimbau agar konstitusi diubah. Yakni dihapuskan saja pasal yang menyatakan bahwa UU baru harus disahkan dengan tanda tangan Raja. Sebagian yang lain mendesak agar konstitusi Belgia diperbarui sehingga bisa memaksa Raja melaksanakan keputusan parlemen. PM Martens pun sudah berjanji akan mengajukan pemecahan struktural agar kasus seperti ini tak terulang." Baudouin, 59 tahun, selama 39 tahun bertahta diakui menjadi tokoh pemersatu bangsa yang terpecah-pecah ini. Bahasa Prancis digunakan di Belgia Selatan, sedangkan bahasa Belanda di bagian utara. Bila status Belgia sebagai kerajaan berkonstitusi tak diusik-usik, Baudouin selama ini memang populer. Sebagai seorang raja, penampilannya sangat sederhana. Tambahan lagi, raja yang tak punya keturunan ini -- istrinya Ratu Fabiola tiga kali keguguran tak suka segala acara yang berbau protokol. Dengan hapusnya larangan praktek aborsi di Belgia, kini di Eropa tinggal Irlandia yang masih memberlakukan UU antiaborsi. Toh, bagi pihak yang setuju aborsi UU baru aborsi di Belgia dianggap masih cukup keras. Pasalnya, ada syarat, tetap melarang aborsi jika janin sudah berusia 12 minggu -- usia janin yang oleh banyak pendapat dianggap telah sah menjadi makhluk hidup. FS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus