MERCURY-Atlas 6, pesawat antariksa berawak manusia pertama milik Amerika, ditembak jatuh, menewaskan astronot John Glenn. Kapal pengangkut pengungsi Kuba tenggelam di lepas pantai Miami. Tapi para teroris belum puas. Sebuah pesawat terbang sipil Amerika dibajak. Dan bom meledakkan kapal perang Amerika di Teluk Guantanamo.
Pada 1962, untunglah semua rencana teror itu urung dilakukan. Tak hanya warga sipil bisa diselamatkan, perang nuklir habis-habisan antara Amerika dan Kuba, sekutu Uni Soviet kala itu, bisa dihindari. Presiden John F. Kennedy menolak gagasan gila itu, yang diusulkan oleh para jenderal di Pentagon untuk menebar teror di tanah Amerika sendiri guna menyatukan emosi dan dukungan bagi serangan mereka ke Kuba.
Kini, 40 tahun kemudian, semuanya sudah menjadi sejarah. Tapi, di tengah perburuan Amerika terhadap anggota Al-Qaidah, yang dituding bertanggung jawab atas tragedi 11 September, skenario semacam itu kembali menemukan gemanya.
Aksi teroris di World Trade Center dan Pentagon tahun lalu telah menyatukan publik Amerika, dan dunia, di belakang pemerintahan George W. Bush untuk menyerbu Afganistan. Aksi teror di berbagai penjuru dunia belakangan ini, yang dinisbahkan kepada sisa-sisa Al-Qaidah, termasuk Jamaah Islamiyah di Indonesia, diperkirakan akan lebih kental menyatukan dukungan dunia untuk perang Amerika di Irak.
Benarkah Pentagon dan Badan Intelijen Amerika (CIA) selama ini "maling yang teriak maling"? Meski bukti kuat sulit didapat, spekulasi bahwa agen-agen pemerintah Amerika sendirilah yang menebar teror tidak bisa diabaikan sama sekali. Keengganan Gedung Putih melakukan investigasi mendalam tentang tragedi 11 September hanya menyuburkan "teori konspirasi" yang luas mengendap itu.
Satu hal yang pasti, lewat skenario 40 tahun silam yang belakangan dikenal sebagai Operation Northwoods itu, Pentagon dan CIA punya kemampuan, serta tega, melakukan hal yang tidak masuk akal seperti membantai warga Amerika sendiri.
James Bamford-lah, wartawan investigatif dari jaringan televisi ABC, yang tahun lalu, beberapa bulan sebelum tragedi September, menerbitkan buku Body of Secret berisikan rincian Operation Northwoods tadi. Operasi gelap itu tercantum dalam sebuah dokumen "amat rahasia" yang ditandatangani Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, Jenderal Lyman L. Lemnitzer, untuk Menteri Pertahanan Robert McNamara.
Sudah menjadi obsesi para petinggi militer Amerika kala itu untuk segera mendongkel pemerintahan komunis Fidel Castro di Kuba, yang jaraknya cuma 144 kilometer dari garis pantai Amerika. Waktu itu, kalangan militer menganggap pemerintahan Kennedy terlalu lembek terhadap komunis.
Ketika pada 13 Maret 1962 mendengarkan presentasi lengkap operasi itu, yang akan dilakukan Pentagon bersama CIA dan dipimpin oleh Lemnitzer sendiri, McNamara tidak mengatakan sikapnya dengan tegas. Namun, tiga hari kemudian, Presiden Kennedy dengan tegas menolaknya. Dan Operation Northwoods urung dilaksanakan. Tahu rencana itu tak mendapat persetujuan dari bosnya, Lemnitzer memerintahkan semua dokumen dihancurkan.
Menurut Bamford, Komite Hubungan Luar Negeri Senat Amerika sebenarnya memang mencurigai motif Lemnitzer dan beberapa kawannya, yang mereka sebut "ekstrem kanan dalam tubuh militer" dan mampu "menghalalkan semua cara untuk memerangi komunisme." Komite itu merekomendasikan agar Lemnitzer dan kawan-kawan dipanggil untuk dimintai keterangan. Sayang, pemanggilan itu tidak mendapatkan angin karena Lemnitzer telanjur diganti. Karier Lemnitzer meredup dan dia dimutasikan ke Eropa sebagai Kepala Staf Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Perginya Lemnitzer, menurut Bamford, rupanya tak membuat rencana serupa surut. Pentagon antara lain punya rencana memprovokasi musuh. Pesawat terbang Amerika akan mengitari langit Kuba dengan harapan ditembak, lalu perang pun dapat dimaklumkan.
Ide yang tak kalah sadisnya adalah politik adu domba antara Kuba dan para tetangganya: militer Amerika akan menembak beberapa pesawat sipil yang menuju Jamaika, Guatemala, Panama, atau Venezuela—rute-rute penerbangan yang melintasi langit Kuba. Meski rencana ini kedengaran lebih manusiawi, yakni tidak mengorbankan warga Amerika, Presiden Kennedy tetap menolaknya.
Ketika Kennedy tewas terbunuh pada November 1963, semua bahan bakar untuk "teori konspirasi" telah tersedia. Sutradara Oliver Stone, yang mengangkat tragedi itu dalam filmnya, menuding para jenderal, agen rahasia, dan industriwan militer Amerika berkomplot membunuh sang Presiden. Kennedy menjadi penghalang rencana perang yang bisa memakmurkan industri persenjataan. Dia tak hanya menolak berperang melawan Kuba, tapi juga cenderung menarik pasukannya dari Vietnam dan, karena itu, harus disingkirkan. "Teori konspirasi" pembunuhan Kennedy itu baru akan bisa dipastikan pada 2038, ketika dokumen rahasia CIA dibuka untuk publik.
Adakah insiden Teluk Tonkin, yang memicu Perang Vietnam, dan tragedi 11 September, yang memberi dalih penguatan otot militer Amerika, bentuk "Operation Northwoods" yang lain?
I G.G. Maha Adi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini