Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Timor Leste bekerja sama dengan peneliti Australia membangun pusat daur ulang canggih untuk sampah plastik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca:
Instalasi pengolahan plastik ini bernilai US$40 juta atau sekitar Rp580 miliar. Pabrik daur ulang ini akan mengolah sampah plastik menjadi produk baru.
Perusahaan Mura Technologi dari Australia ikut serta dalam proyek ini. Sebuah lembaga nir-laba yaitu Respect juga ikut dalam proyek daur ualng plastik ini, yang bakal diluncurkan pada 2020.
Baca:
“Ini merupakan negara kecil dan ini sebuah pernyataan. Negara ini akan menjadi plastic neutral di kawasan yang dikenal sebagai tempat polusi terbesar di maritim,” kata Profesor Thomas Maschmeyer, yang merupakan salah satu penemu dalam teknologi daur ulang yang digunakan dalam proyek ini, seperti dilansir Straits Times pada Jumat, 17 Mei 2019.
Maschmeyer mengatakan plastik merupakan sampah yang buruk jika sampahnya tidak dikelola. “Tapi jika sampah plastik dikelola maka itu akan jadi hal yang hebat,” kata Maschmeyer seperti dilansir Reuters.
Baca:
Sejumlah wilayah di Asia memiliki masalah sampah plastik, yang terlihat tersebar di sungai hingga laut dan pantai. Layanan penanganan sampah terbilang gagal dalam menanggulangi serbuan sampah plastik yang berjumlah besar.
Peneliti memperkirakan ada delapan juta sampah plastik dibuang ke laut setiap tahun atau sekitar satu truk per menit. Cina, Indonesia, Vietnam, Filipina dan Thailand merupakan pelaku pembuangan sampah plastik terbesar di Asia.