Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SAM RAINSY, pendiri Partai Sam Rainsy, sejak akhir 2015 hidup dalam pengasingan di Paris, Prancis. Aktivitas politiknya sebagai tokoh oposisi Kamboja memaksa Rainsy angkat kaki dari tanah airnya. Ia menjadi eksil untuk menghindari ancaman penjara karena dituding menghina Perdana Menteri Hun Sen. "Ini bukan pertama kali saya dipaksa ke pengasingan," kata Rainsy, Jumat tiga pekan lalu.
Rainsy, 68 tahun, menentang Hun Sen sejak 1990an. Ia menjadi target sejumlah tuntutan hukum akibat kritiknya. "Saya berkalikali lolos dari upaya pembunuhan, pernah dijadikan tahanan rumah, dan lima kali menjadi eksil," ujarnya.
Dalam wawancara melalui telepon dengan wartawan Tempo Mahardika Satria Hadi, Rainsy berkisah tentang tekanan rezim Hun Sen terhadap oposisi dan prospek politik Kamboja.
Mengapa Partai Penyelamat Nasional Kamboja (CNRP) terus mendapat tekanan dari pemerintah Hun Sen?
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Kamboja, partai oposisi berkembang sangat pesat. Itulah sebabnya partai penguasa dan Perdana Menteri Hun Sen sangat takut. Pada 2013, mereka nyaris kalah dalam pemilu. Ini sebabnya mereka ingin membubarkan partai oposisi sehingga mereka bisa memenangi pemilu tanpa ada persaingan dan penantang.
Menurut Anda, apakah situasi politik Kamboja akan membaik?
Apa pun bisa terjadi sekarang di Kamboja. Hun Sen menjadi perdana menteri terlama di dunia. Dia telah berkuasa selama 32 tahun. Dia takut kalah dalam pemilu. Komunitas internasional menekan Hun Sen untuk menyetop pemberangusan oposisi.
Hun Sen ingin membubarkan CNRP melalui pengadilan. Mengapa Hun Sen mengambil langkah itu?
Karena dia takut akan kalah dalam pemilu. Pemilihan akan berlangsung pada Juli 2018. Hun Sen sadar betul dia akan kalah dalam pemilu.
Anda yakin oposisi mendapat dukungan besar dari rakyat Kamboja?
Jika ini adalah pemilihan yang bebas dan adil, Hun Sen akan kalah.
Pemerintah menyingkirkan Anda dari panggung politik dan kini menjadi eksil. Kem Sokha kini ada dalam tahanan. Bagaimana CNRP dan gerakan oposisi bertahan?
Saya masih berhubungan dengan para pemimpin dan pendukung CNRP. Sejauh ini, CNRP masih mampu bertahan di jalur yang sama, dan kami bersatu melawan Hun Sen.
Anda masih rutin berkomunikasi dengan Sokha sejak dia ditahan?
Kami tidak berkomunikasi secara langsung karena dia dipenjara.
Tidak semua orang mengikuti peta politik Kamboja. Sebagai pembela gerakan demokrasi, bagaimana Anda memposisikan diri dalam krisis belakangan ini?
Saya terus mendukung CNRP. Saya berjuang agar Kamboja bisa menggelar pemilu yang bebas dan adil sejalan dengan kesepakatan damai Paris 1991. Dengan pemilu yang bebas dan adil, CNRP akan berkuasa, Hun Sen akan kehilangan kekuasaan.
Anda yakin kekuasaan Hun Sen akan segera berakhir?
Ya, atau cara lain dengan menunggu dia mati.
Apakah rakyat Kamboja siap menghadapi perubahan?
Seperti Indonesia pada 1998 saat terjadi perubahan untuk melengserkan Soeharto, di Kamboja juga akan terjadi perubahan untuk menekan agar Hun Sen mundur.
Sejauh mana CNRP bisa bertahan menghadapi tekanan Hun Sen?
CNRP terus berkembang. Kami satusatunya harapan bagi rakyat Kamboja untuk menggapai perubahan yang demokratis dan damai.
Anda tinggal di pengasingan sejak 2015. Apa yang membuat Anda memutuskan tetap di Paris?
Ini bukan pertama kali saya dipaksa ke pengasingan. Saya telah lima kali menjadi eksil. Di Kamboja, jika Anda berada di pihak oposisi, hanya ada tiga kemungkinan: Anda akan dibunuh, dipenjara, atau berada di pengasingan. Saya mengalami ketiganya. Saya berkalikali lolos dari upaya pembunuhan, pernah menjadi tahanan rumah, dan kini saya di pengasingan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo