Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ENERGI
Pemerintah Kerek Daya Listrik
KEMENTERIAN Energi dan Sumber Daya Mineral akan menaikkan daya listrik pelanggan rumah tangga. Wakil Menteri Energi Arcandra Tahar mengatakan rencana itu untuk memperluas kesempatan masyarakat menikmati setrum yang lebih besar. Saat ini, kata dia, ada banyak masyarakat yang mengalami keterbatasan pasokan. Rencana ini juga untuk menyerap pasokan PLN yang berlebih. "Kalau ada daya dan digunakan masyarakat kan bagus efisiensinya," ujar Arcandra di Jakarta, Senin pekan lalu.
Nantinya pelanggan 900 volt ampere (VA) nonsubsidi akan bermigrasi ke daya 1.300 VA. Pelanggan 1.3004.400 VA naik kelas ke 5.500 VA, pelanggan 5.50013.200 VA naik jadi 13.200 VA, dan pelanggan di atas 13.200 VA menjadi tanpa batas alias loss stroom.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir berharap kenaikan daya itu memacu konsumsi listrik masyarakat. Saat ini konsumsi baru ratarata 900 kilowattjam (kWh) per kapita per tahun. Dua tahun mendatang diharapkan menjadi 1.500 kWh per kapita per tahun.
Rencana ini menuai prokontra. Anggota Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Golkar, Eni Maulani Saragih, menuding pemerintah memaksa masyarakat menambah konsumsi listrik. Menurut dia, pembatasan daya saat ini justru membuat masyarakat menghemat konsumsi.
Direktur Lembaga Pengkajian Energi Universitas Indonesia, Iwa Garniwa, menyatakan ada potensi pembengkakan tagihan pelanggan kelas bawah dari kenaikan daya tersebut. "Meski pemerintah tak memutuskan kenaikan tarif listrik, program penyeragaman daya akan memberikan dampak yang sama," katanya.
MAKROEKONOMI
Indonesia Tumbuh 5,3 Persen
DANA Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 mencapai 5,3 persen. Proyeksi IMF lebih rendah dibanding target pemerintah, yang mencapai 5,4 persen.
Untuk mencapai angka pertumbuhan itu, di depan awak media di Jakarta, Selasa pekan lalu, Kepala Divisi IMF Departemen Asia dan Pasifik Luis Enrique Breuer mengingatkan Indonesia perlu menjaga disiplin finansial, tingkat inflasi, dan stabilitas makroekonomi. Indonesia juga diminta waspada terhadap faktor eksternal, seperti perlambatan pertumbuhan ekonomi Cina dan peningkatan suku bunga Amerika Serikat yang bisa menarik keluar dana asing dari pasar finansial.
Kenaikan ekspor dan investasi, kata dia, akan menopang pertumbuhan Indonesia tahun depan. Ia memperkirakan angka inflasi sampai akhir tahun ini sekitar 3,7 persen dan 3,6 persen pada 2018.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan melihat lebih dulu faktor apa saja yang mempengaruhi kurangnya pertumbuhan ekonomi proyeksi IMF. Sri Mulyani menilai yang menjadi jadi tantangan paling besar adalah bagaimana menjaga momentum investasi ataupun ekspor pada tahun depan.
INFRASTRUKTUR
Suntikan Dana Proyek SerangPanimbang
PT Wijaya Karya Serang Panimbang menandatangani perjanjian kredit sindikasi senilai Rp 894 miliar dengan Bank Mandiri dan Bank BNI. Dua bank pelat merah itu masingmasing mengucurkan pembiayaan Rp 447 miliar.
Utang itu untuk dana talangan pembebasan lahan proyek jalan tol SerangPanimbang. "Ini untuk menyukseskan pendanaan talangan pembebasan tanah," kata Direktur Utama PT Wijaya Karya Serang Panimbang, Entus Asnawi, Kamis pekan lalu.
Senior Vice President Corporate Banking Bank Mandiri Dikdik Yustandi berharap kredit yang mereka kucurkan mempercepat pembebasan lahan jalan tol SerangPanimbang. Pembebasan lahan ditargetkan rampung pada pertengahan tahun depan. "Jalan tol SerangPanimbang ini masuk proyek strategis nasional," ujarnya. Transaksi kredit ini dijamin oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia.
Jalan tol SerangPanimbang membentang sepanjang 83,4 kilometer dan membutuhkan lahan seluas 785 hektare. Jalan itu akan menyambungkan Kota Serang, Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Pandeglang, yang menjadi lokasi Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo