Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Berita top 3 dunia kemarin dimulai dari pernyataan Presiden China Xi Jinping tentang tak ada alasan untuk mengubah dua sistem di Hong Kong meski masih satu negara dengan China. Pernyataan itu diungkapkan Jinping dalam kunjungannya ke Hong Kong kemarin.
Berita top 3 dunia kedua adalah Presiden Joko Widodo tiba di Uni Emirate Arab setelah kunjungannya dari Rusia dan Ukraina. Berita terakhir adalah wali kota di Meksiko yang menikahi buaya. Berikut berita selengkapnya:
1. Xi Jinping Anggap Satu Negara, Dua Sistem di Hong Kong Masih Berlaku
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Presiden China Xi Jinping mengatakan, tidak ada alasan untuk mengubah formula pemerintahan "satu negara, dua sistem" Hong Kong, meskipun Barat menilai yang dilakukan Beijing sudah tidak seperti dijanjikan ketika Inggris mengembalikan bekas koloninya itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Untuk sistem yang baik seperti ini, tidak ada alasan sama sekali untuk mengubahnya. Itu harus dipertahankan dalam jangka panjang," kata Xi dalam kunjungan langka ke Hong Kong itu setelah mengambil sumpah pemimpin baru kota itu, John Lee, Jumat, 1 Juli 2022.
Inggris mengembalikan Hong Kong ke pemerintahan China pada 1 Juli 1997, dengan Beijing menjanjikan otonomi luas, hak individu yang tidak terkekang, dan independensi peradilan setidaknya hingga 2047.
Para kritikus China, termasuk negara-negara Barat, menuduh pihak berwenang menginjak-injak kebebasan itu dengan undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan oleh Beijing di kota itu pada 2020 setelah protes massal pro-demokrasi tahun sebelumnya.
China dan Hong Kong menolak tuduhan itu, dengan mengatakan undang-undang itu "memulihkan ketertiban dari kekacauan" sehingga kota itu bisa makmur.
Xi mengatakan undang-undang keamanan bermanfaat untuk "hak-hak demokratis" penduduk kota dan bahwa formula "satu negara, dua sistem" akan tetap berlaku.
Pada upacara pengambilan sumpah, semua pejabat, termasuk Xi, mengenakan topeng dan berdiri setidaknya satu meter. Mereka tidak berjabat tangan.
Mantan kepala keamanan Lee, yang dikenai sanksi oleh Amerika Serikat atas perannya dalam menerapkan undang-undang keamanan, mengambil alih pada saat kota itu menghadapi eksodus orang dan bakat di tengah beberapa pembatasan Covid-19 terberat di dunia.
Pihak berwenang mengerahkan pasukan keamanan besar-besaran, memblokir jalan dan wilayah udara di sekitar Pelabuhan Victoria yang indah, di mana gubernur kolonial terakhir, Chris Patten, dengan penuh air mata menyerahkan Hong Kong kembali ke China pada upacara yang diguyur hujan pada tahun 1997.
Lentera merah dan poster yang menyatakan "era baru" stabilitas menghiasi jalan utama dan jalan setapak dekat dengan pusat konvensi
Xi tidak menghadiri upacara pengibaran bendera tradisional pada hari Jumat, dengan media melaporkan dia menginap di seberang perbatasan di Shenzhen setelah tiba di Hong Kong pada hari Kamis.
Perjalanan Xi ke Hong Kong adalah yang pertama sejak 2017, ketika dia bersumpah pada pemimpin wanita pertama kota itu, Carrie Lam, yang mengawasi beberapa masa paling kacau di wilayah itu, yang ditandai dengan protes anti-pemerintah pada 2019 dan pandemi Covid.
Lima tahun lalu, Xi tinggal di Hong Kong selama perjalanannya. Keberadaannya semalaman kali ini, dan alasan mengapa dia memilih Shenzhen, belum dikonfirmasi secara resmi.
Hong Kong mencatat lebih dari 2.000 kasus Covid setiap hari pada Kamis, level yang akan menghasilkan pembatasan sangat ketat di kota daratan mana pun.
Beberapa analis melihat kunjungan Xi sebagai tur kemenangan setelah Beijing memperketat kendalinya atas Hong Kong. Setelah tiba di kota pada hari Kamis, Xi mengatakan kota itu telah mengatasi tantangannya dan "bangkit dari abu".
"Apa yang terjadi selama 25 tahun terakhir telah membuktikan bahwa masa depan dan nasib Hong Kong harus berada di tangan para patriot yang akan menangis dengan bangga karena menjadi orang China," tulis editorial Global Times, media Partai Komunis China. "Peremajaan besar bangsa China tidak dapat diubah dan masa depan Hong Kong akan lebih cerah."
Puluhan ribu demonstran berbaris selama kunjungan Xi lima tahun lalu, dan 1 Juli secara tradisional telah digunakan sebagai kesempatan tahunan bagi orang-orang Hong Kong untuk menyuarakan keluhan.
Tidak ada protes yang terjadi kali ini, dengan politisi oposisi dan aktivis demokrasi yang paling vokal di penjara atau pengasingan diri.
"Seluruh kota hanya memiliki satu suara dominan dan yang lainnya dimusnahkan. Kota ini tenang dan 'harmonis' karena telah kehilangan keragaman politik dan kebebasan berekspresinya," kata aktivis pro-demokrasi Nathan Law, yang melarikan diri dari Hong Kong, dalam sebuah tweet. "Ini kegagalan 'satu negara, dua sistem', bukan kesuksesan."
Inggris menyewa Hong Kong selama 99 tahun dan mengembalikannya pada 1 Juli 1997.
2. Jokowi Tiba di Abu Dhabi, Jumatan dengan MBZ Siang Ini
Presiden Joko Widodo atau Jokowi tiba di Bandar Udara Internasional Abu Dhabi, Uni Emirat Arab pada Jumat dini hari, 1 Juli 2022 sekitar pukul 02.15 waktu setempat.
Jokowi yang didampingi Ibu Negara Iriana disambut oleh Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Mohammed Al Mazroei, Duta Besar Husin Bagis, Duta Besar UEA untuk Indonesia Abdullah Aldhaheri, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Atase Pertahanan di KBRI Riyadh, Brigjen TNI Putut Witjaksono Hadi, demikian dikutip dari laman Presiden.go.id.
Di Abu Dhabi, mengawali agendanya pada Jumat pagi, Presiden Jokowi akan bertemu dengan pebisnis dan investor UEA. Ini adalah rangkaian lawatan Jokowi termasuk menghadiri KTT G7, serta ke Ukraina dan Rusia.
Pada siang harinya, Presiden Jokowi dan Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan atau MBZ diagendakan akan melaksanakan salat Jumat berjemaah bersama sebelum keduanya melakukan pertemuan bilateral. Jokowi beserta rombongan dijadwalkan akan kembali ke Indonesia pada Jumat sore.
3. Wali Kota di Meksiko Menikahi Buaya
Wali kota sebuah kota kecil di Meksiko menikahi buaya dalam upacara yang penuh warna, Kamis, 30 Juni 2022.
Walikota San Pedro Huamelula, Victor Hugo Sosa, mengecupkan bibirnya ke moncong buaya kecil, yang mulutnya telah diikat untuk gigitan reptil itu.
Pernikahan ritual ini diyakni sudah berumur berabad-abad ke masa pra-Hispanik di antara komunitas adat Chontal dan Huave negara bagian Oaxaca, seperti doa memohon karunia alam.
"Kami meminta hujan yang cukup kepada alam, untuk makanan yang cukup, sehingga kami memiliki ikan di sungai," kata Sosa, pemimpin di desa nelayan kecil di pantai Pasifik di Oaxaca.
Oaxaca, yang terletak di bagian selatan Meksiko yang miskin, bisa dibilang negara terkaya dalam budaya asli dan rumah bagi banyak kelompok yang dengan keras mempertahankan bahasa dan tradisi mereka.
Ritual kuno di San Pedro Huamelula, yang sekarang bercampur dengan spiritualitas Katolik, diawali dengan mendandani buaya memakai gaun pengantin putih ditambah pakaian warna-warni lainnya.
Reptil berusia tujuh tahun, disebut sebagai putri kecil, diyakini sebagai dewa yang mewakili ibu pertiwi, dan pernikahannya dengan pemimpin lokal melambangkan penyatuan manusia dengan dewa.
Saat terompet dibunyikan dan genderang memberikan irama yang meriah, penduduk setempat membawa pengantin buaya di tangan mereka melalui jalan-jalan desa disambut para pria mengipasinya dengan topi mereka.
"Ini memberi saya begitu banyak kebahagiaan dan membuat saya bangga dengan akar saya," kata Elia Edith Aguilar, yang dikenal sebagai ibu baptis yang mengatur pernikahan.
Dia mengatakan bahwa dia merasa istimewa dipercayakan untuk melaksanakan upacara, dan mencatat bahwa dia menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan apa yang akan dikenakan pengantin wanita. "Ini tradisi yang sangat indah," katanya sambil tersenyum.
REUTERS