Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan Gaza mengungkap setidaknya 40.405 warga Palestina tewas dan 93.468 orang luka-luka sejak serangan 7 Oktober 2023. Dalam tempo 24 jam terakhir saja, ada 71 orang tewas dan 112 korban luka-luka yang disebut Kementerian Kesehatan Gaza sebagai pembantaian oleh Israel di Jalur Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perang Gaza meletup setelah Hamas melancarkan serangan 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang berdasarkan perhitungan Israel. Tel Aviv meyakinkan berusaha menghindari kerusakan dari pihak warga sipil dan menuduh Hamas menggunakan tameng manusia. Hamas menyangkal tuduhan Israel itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di hadapan sidang gabungan Kongres Amerika Serikat pada akhir Juli 2024, memicu kontroversi. Pasalnya, Rashida Tlaib, satu-satunya anggota Kongres keturunan Palestina-Amerika, mengangkat spanduk yang menyebut Netanyahu sebagai "penjahat perang" dan "bersalah atas genosida".
Pada 21 Agustus 2024, Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara lewat sambungan telepon dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menekankan pentingnya mengakhiri perang Gaza dengan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera. Biden menilai negosiasi berikutnya di Kairo akan sangat penting.
Pembicaraan per telepon itu menyusul kunjungan kerja yang sedang dilakukan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken ke timur tengah yang berakhir pada Selasa, 20 Agustus 2024. Lawatan Blinken itu hasilnya nihil atau tidak membawa kesepakatan apapun antara Israel dan Hamas untuk sebuah perdamaian di Gaza.
Selama berbulan-bulan tim negosiator terseok-seok untuk menciptakan sebuah kesepakatan gencatan senjata. Dalam beberapa hari ke depan, akan kembali dilakukan negosiasi gencatan senjata di Ibu Kota Kairo.
Hasil survei yang dipublikasi oleh Channel pada Juli 2024, mengungkap hampir tiga perempat warga Israel menginginkan Perdana Menteri Netanyahu mengundurkan diri karena dianggap gagal terkait serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas. Survei memperlihatkan sebanyak 72 persen responden mengatakan Netanyahu harus mengundurkan diri. Sedangkan 44 persen yakin Netanyahu harus angkat kaki secepatnya dari pemerintahan. Adapun 28 persen menyarankan Netanyahu agar mau mengundurkan diri setelah Pasukan Pertahanan Israel menghentikan operasi militernya di Gaza.
Warga Israel sudah berulang kali melakukan unjuk rasa melawan Netanyahu sejak perang Gaza meletup. Banyak seruan agar segera dilakukan gencatan senjata dan mendesak Tel Aviv membebaskan sisa sandera yang masih ditahan Hamas.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Hizbullah Serang Israel, Senjata apa yang Mereka Andalkan?
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini