Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Twitter menghapus kartun yang mengindikasikan sejumlah pria muslim digantung pada Ahad lalu, yang diunggah politikus Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP) India.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kartun tersebut dibagikan oleh pejabat divisi Gujarat pada Sabtu pekan lalu, tidak lama setelah pengadilan di Ahmedabad menjatuhkan hukuman mati kepada 38 orang terkait kasus ledakan berantai 2008 yang menewaskan 56 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tweet itu menunjukkan karikatur pria berpeci yang digantung di tali, sementara latar belakang menunjukkan bendera India, tempat ledakan.
Cuitan "Satyameva Jayate" atau kebenaran akan menang, yang merupakan semboyan nasional India, juga termasuk dalam unggahan itu. Unggahan itu juga mengatakan: "Tidak ada belas kasihan bagi para pelaku teror," demikian laporan The Independent, dilansir Selasa, 22 Februari 2022.
Unggahan kartun tersebut menyebabkan kegemparan di media sosial, dengan pengguna, aktivis sosial dan politisi oposisi menyerukan partai yang berkuasa untuk tidak mendiskriminasi umat Islam.
Pengguna di media sosial mengatakan bahwa sementara postingan itu dihapus dari Twitter, kartun itu terus dibagikan di media sosial seperti Instagram dan Facebook.
"Kartun digunakan secara luas dalam genosida orang Yahudi di Jerman dan Tutsi di Rwanda. Kami mengharapkan tidak ada yang lebih baik dari BJP, tetapi haruskah kita berasumsi bahwa ini menarik bagi pemilih BJP?" kata tokoh Muslim India sekaligus anggota parlemen, Asaduddin Owaisi, lewat akun Twitter pribadinya, dikutip laman TRT World.
Di tengah kehebohan, juru bicara BJP di Gujarat, Rutvij Patel, mengatakan bahwa gambar itu hanya mencerminkan foto-foto sebenarnya dari para narapidana.
“Sketsa itu didasarkan pada foto-foto nyata para terpidana yang diterbitkan oleh surat kabar sehari setelah vonis. BJP Gujarat atau tim media sosialnya tidak memiliki niat untuk menargetkan agama atau komunitas tertentu melalui sketsa tersebut,” katanya seperti dikutip kantor berita Press Trust of India.
Dia menambahkan bahwa ketika Osama Bin Laden terbunuh, sketsanya juga diterbitkan di AS. “Sketsa kami hanyalah ekspresi artistik yang dibagikan di media sosial, tidak ada yang lain,” kata Patel.
Juru bicara Kongres Oposisi wilayah Gujarat menyambut baik langkah Twitter untuk menghapus postingan tersebut.
“Kami sangat percaya bahwa terorisme tidak memiliki agama. Kongres telah kehilangan dua jika para pemimpinnya - Rajiv Gandhi dan Indira Gandhi (mantan perdana menteri India) – dalam memerangi terorisme. Putusan pengadilan tidak boleh dilihat melalui prisma politik,” katanya.
SUMBER: The Independent
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.