Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak Jerman agar memasukkan organisasi gerakan Fethullah Gulen sebagai teroris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Desakan itu disampaikan Erdogan saat melakukan kunjungan ke Jerman. Turki menganggap Gulen sebagai dalang kudeta gagal pada 2016," tulis Middle East Monitor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier (kiri) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan). [https://aa.com.tr]
Jerman, sebelumnya, menolak permintaan tersebut seraya mengatakan, negaranya membutuhkan bukti kuat ulama yang tinggal di AS itu sebagai teroris.
"Harapan kami paling utama dari Jerman adalah negeri itu mengakui bahwa FETO bertanggung jawab atas kudeta di Turki," kata Erdogan melalui tulisan yang disampaikan ke koran Jerman, Frankfurter Allgemeine Zeitung, pada Rabu 26 September 2018.
FETO, organisasi teroris Gulen, dituding oleh Erdogan berada di balik skenario kudeta gagal pada 2017.Presiden Turki Tayyip Erdogan (kedua dari kanan) berfoto bersama dengan Ilkay Gundogan (kiri), Mesut Ozil (kedua kiri), dan pemain Everton Cenk Tosun di London, Inggris, Minggu, 13 Mei 2018. Gundogan dan ozil adalah pemain Timnas Jerman berdarah Turki, sedangkan Tosun striker Timnas Turki. Reuters
Hubungan Ankara dengan Berlin rontok hingga ke titik rendah menyusul sikap tegas Turki menangkapi warga Jerman usai kudeta. "Kami tetap meningkatkan perjanjian hubungan perdagangan dan ekonomi," kata Erdogan di tulisannya.
Jerman adalah rumah bagi tiga juta warga keturunan Turki. Ankara sempat melontarkan kemarahannya terhadap Berlin karena memberikan suaka bagi para perencana kudeta.