Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Televisi yang dikelola pemerintah Rusia akhirnya memberitakan tentang mantan perwira intelijen militer Rusia, Sergei Skripal yang diracun di Inggris. Berita itu muncul di televisi populer Rusia, 3 hari setelah Skripal terbaring di rumah sakit di Inggris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Skripal seorang berpangkat Kolonel dari Badan Intelijen Militer Rusia, GRU, dan putrinya berusia 33 tahun, Yulia, ditemukan sekarat tergeletak di sebuah bangku di luar pusat perbelanjaan di selatan Inggris, Kota Salisbury, pada Ahad petang, 4 Maret 2018, waktu setempat.
Baca: Mantan Intelijen Rusia dan MI6 Sekarat di Inggris
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Rusia, kisahnya selama ini hanya disiarkan oleh situs berita online dan surat kabar yang tidak populer, termasuk stasiun radio di Moskow, Ekho Moskvy. Televisi hampir tidak pernah memberitakan insiden yang menimpa Skripal.
Tapi, pada Rabu malam,7 Maret 2018, stasiun penyiaran utama Rusia, Channel One, akhirnya melaporkannya, meski dengan komentar yang sedikit kasar.
Dalam menyampaikan informasi itu, pembaca berita Channel One, Kirill Kleimenov mengatakan bahwa Skripal adalah pengkhianat dan pekerjaannya itu sangat berbahaya.
Baca: Eks Intelijen Rusia Diduga Terkena Racun Nerve Agent, Ini Cirinya
"Saya tidak menginginkan kematian pada siapa pun, tapi bagi siapa saja yang memimpikan karir semacam itu, saya memiliki sebuah peringatan: menjadi pengkhianat adalah salah satu profesi paling berbahaya di dunia," kata Kleimenov, seperti dilansir The Sun pada 9 Maret 2018.
Dalam komentarnya Skripal, Kleimenov membungkus ucapannya dengan masam menunjukkan bahwa kehidupan di Inggris mungkin berbahaya.
"Ada yang salah di sana," katanya. "Mungkin ini iklimnya, tapi dalam beberapa tahun terakhir ini terjadi terlalu banyak kejadian aneh dengan hasil buruk di sana."
Komentarnya datang saat polisi Inggris melanjutkan penyelidikan atas dugaan percobaan pembunuhan dengan racun terhadap Skripal dan putrinya Yulia.
Baca: Rusia Menolak Terlibat di Insiden Racun Agen Rahasia di Inggris
Pejabat Inggris mengatakan, zat yang digunakan dalam meracuni Skripal dan putrinya Yulia adalah racun saraf, toksin yang pembuatannya membutuhkan keahlian kimia dan peralatan laboratorium yang canggih.
Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson, dan pakar dari luar, mengatakan fakta tersebut saja yang mengindikasikan keterlibatan aparat keamanan negara.
Skripal ditangkap pada Desember 2004 karena membelot ke badan intelijen MI6 di Inggris. Dia pernah dihukum dalam penjara selama 13 tahun pada 2006 setelah melalui persidangan rahasia. Pada 2010, dia mendapatkan perlindungan di Inggris setelah ditukar dengan mata-mata Rusia yang tertangkap di Barat sebagai bagian dari pertukaran mata-mata Perang Dingin di bandara Wina, Austria.