Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Uang pachinko dari osaka

Ekonomi korea utara tetap bertahan. ribuan imigran korea di osaka, jepang mengirimkan dana ke negerinya. mereka melakukan bisnis mesin pachinko beromset 8 triliun yen. pemerintah jepang sulit mencampuri aktivitas orang korea.

13 November 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK mudah mengusut peristiwa di negara yang masih tertutup itu. Andai saja para intelijen menelusuri penyebab bertahannya ekonomi Korea Utara, mereka akan menemukan jaringan pemasok dana, dan salah satu sumber terbesarnya ternyata ada di Osaka, Jepang. Dana itu berupa mata uang yen, diangkut dengan kapal feri yang berangkat dari Pelabuhan Niigata. Minimal dua kali dalam sebulan uang tunai yang ditempatkan dalam tas dan kantong plastik dikirimkan, tulis harian The International Herald Tribune. Itulah sumbangan dari pengusaha Korea pro Pyongyang di bawah koordinasi Chosen Soren, atau asosiasi warga Korea pro Pyongyang di Jepang, yang konon beranggotakan 150 ribu orang. Organisasi yang berkantor pusat di Tokyo ini menguasai sekitar sejuta dari hampir 4,5 juta mesin pachinko permainan mesin judi menggunakan kelereng besi yang ada di seluruh Jepang. Konon, sumbangan terbesar datang dari Osaka, kota tempat tinggal komunitas terbesar imigran Korea Utara di Jepang. Dari bisnis yang beromzet 8 triliun yen (sekitar Rp 160 triliun) itu, 1 triliun yen dikirimkan ke Korea Utara. Itu jumlah yang besar, sekitar dua pertiga anggaran nasional Korea Utara, yang sekitar Rp 32 triliun per tahun. Selain itu, ada kiriman uang dari sekitar 7.000 orang Korea Utara di Jepang. Memang, ini bukan sumbangan untuk negara, tapi tampaknya ini membuat masyarakat Korea Utara bisa bertahan. Sejumlah keturunan Korea di Osaka mengaku, mereka mengirimkan bantuan untuk 95 ribu sanak saudara mereka yang telanjur pulang di tahun 1960-an karena propaganda Korea Utara. Kini mereka yang pulang itu bak sandera, agar keluarga mereka di Jepang tetap mengirimkan uang ke tanah air. Dulu, para imigran Korea ini adalah tawanan perang yang dijadikan buruh kasar di Jepang. Begitu Jepang kalah, para buruh Korea ini mendirikan Chosen Soren, tahun 1955. Oleh pemerintah pendudukan AS di Jepang, Soren dimanfaatkan sebagai alat untuk mengontrol organisasi revolusioner di Jepang, berdasarkan Akta Perlindungan Aktivitas Subversi. Karena AS tak mampu menyediakan dana untuk kegiatan itu, Soren pun diberi keleluasaan menghimpun dana, keleluasaan yang kemudian membuat orang Korea Utara menguasai bisnis pachinko. Tak hanya itu, ternyata akta itu pun melindungi Soren dari campur tangan pemerintah Nippon. Karena itulah pemerintah Jepang sampai kini tak bisa mencampuri atau melarang kegiatan organisasi Korea itu. Walhasil, bisnis judinya itu makin maju. Nilai omzetnya meningkat 3,6 kali dalam dasawarsa terakhir ini. Tapi, masalahnya, belakangan ini nama Chosen Soren turun pamornya di kalangan masyarakat Korea sendiri di Jepang. Buktinya, jumlah siswanya di lebih dari 150 sekolah dan perguruan tinggi Korea di Jepang menurun sampai sekitar seperempatnya dari 40 ribu siswa. Salah satu penyebabnya, generasi mudanya yang terkena wabah konsumtivisme Jepang tak ingin menyisihkan penghasilan untuk menyumbang Pyongyang. DP & SO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus