Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina mengklaim pada Senin bahwa pasukannya menewaskan lebih dari 30 korban tentara Korea Utara di wilayah perbatasan Rusia di Kursk, tempat Kyiv melancarkan serangan pada Agustus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah pernyataan dari Intelijen Pertahanan Ukraina (HUR) di Telegram seperti dilansir Anadolu, mengklaim bahwa setidaknya 30 tentara Korea Utara terbunuh atau terluka pada 14 dan 15 Desember oleh pasukan negara tersebut di dekat Desa Plekhovo, Vorozhba, dan Martynovka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pernyataan tersebut lebih lanjut mengklaim bahwa setidaknya tiga prajurit Korea Utara juga hilang di dekat Desa Kurilovka.
Ia menambahkan bahwa karena kerugian ini, kelompok penyerang di wilayah tersebut “diisi ulang dengan personel baru” dari tentara Korea Utara.
Baik pihak berwenang Rusia maupun Korea Utara belum mengomentari klaim tersebut, dan verifikasi independen atas klaim Ukraina sulit dilakukan karena perang yang sedang berlangsung.
Serangan Kyiv ke wilayah Kursk dimulai pada malam 5-6 Agustus, ketika pasukan Ukraina memasuki dekat Kota Sudzha, sekitar 10 kilometer dari perbatasan.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengutuk serangan tersebut sebagai “provokasi skala besar” dan tindakan “penembakan tanpa pandang bulu,” dan menyebutnya sebagai “serangan teroris.”
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kemudian mengatakan tujuannya adalah untuk menciptakan “zona penyangga” untuk melindungi terhadap serangan lintas batas dari Rusia.
Pada November, pejabat Ukraina dan Barat mengklaim bahwa lebih dari 10.000 tentara Korea Utara dikerahkan di Kursk untuk mengusir pasukan Kyiv dari wilayah perbatasan.
Baik Korea Utara maupun Rusia belum mengomentari tuduhan tersebut, meskipun Kremlin telah menegaskan haknya untuk membangun hubungan dengan Pyongyang, dan menggambarkannya sebagai masalah kedaulatan Rusia.