Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sepasang suami istri asal Melbourne harus duduk di sebelah mayat penumpang lain yang meninggal selama penerbangan dengan maskapai Qatar Airways selama berjam-jam. Mereka duduk bersama jenazah tersebut meski ada kursi kosong lain yang tersedia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penumpang bernama Mitch dan Jenny itu sedang terbang dari Melbourne ke Doha dengan Qatar Airways. Saat itu seorang wanita jatuh di lorong di samping mereka dan tidak dapat diselamatkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Para staf tiba di sana dalam waktu singkat, saya memberi mereka tepuk tangan. Mereka melakukan pekerjaan yang luar biasa untuk menyadarkannya," kata Mitch yang diwartakan oleh News.Com.Au.
“Kejadiannya tepat di samping saya di lorong, dan mereka melakukan segala yang mereka bisa, namun sayangnya, wanita itu tidak dapat diselamatkan, dan itu sangat memilukan untuk ditonton,” katanya.
Staf Qatar Airways membawa kursi roda dua untuk mencoba memindahkan penumpang yang meninggal ke kelas bisnis. Namun, kata Mitch, upaya itu tidak berhasil.
"Mereka tampak sedikit frustrasi, lalu mereka melihat ke arah saya dan ada kursi kosong di sebelah saya. Istri saya ada di sisi lain, kami duduk berempat di baris yang sama," ujarnya. Awak kabin meminta dia minggir lalu memindahkan mayat perempuan itu di kursi yang didudukinya.
Istri Mitch, Jenny hampir menangis selama wawancara. Ia menggambarkan pengalaman itu sebagai traumatis. Ia lalu pindah ke kursi lain ketika seorang penumpang di baris berbeda menawarinya kursi kosong di samping mereka.
Protokol Asosiasi Transportasi Udara Internasional menyarankan agar seseorang yang meninggal di tengah penerbangan dipindahkan ke kursi di baris kosong. Jika penerbangan sudah penuh, mayat bisa dikembalikan ke kursi yang telah ditentukan. Jenazah ditutupi selimut sebagai tanda martabat dan rasa hormat.
Mitch dan Jenny mengklaim bahwa meskipun ada kursi kosong lainnya pada penerbangan mereka, kru tidak menawarkan untuk memindahkan mereka ke kursi lain selama empat jam tersisa dari perjalanan mereka.
Dalam pernyataannya, Qatar Airways membela keputusan awak kabin tersebut dalam penerbangan selama 14 jam. Qatar Airways mengatakan bahwa awaknya bertindak cepat, tepat, dan profesional.
Dikutip dari NDTV, maskapai tersebut mengatakan bahwa apa yang dilakukan awak kabinnya sudah sesuai dengan pelatihan dan praktik standar industri. Maskapai tersebut juga menyatakan bahwa mereka telah menawarkan dukungan dan kompensasi kepada keluarga almarhum dan penumpang lain yang terkena dampak langsung akibat insiden tersebut.
Pilihan editor: Zelensky Cekcok dengan Trump, Adu Mulut di Depan Media AS