Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Viral Tentara Rusia Minta Bantuan Putin, Banyak Rekannya Tewas di Perang Ukraina

Beredar video tentang tentara Rusia yang meminta pertolongan dari Presiden Putin karena banyak temannya tewas di Ukraina.

4 Maret 2023 | 09.10 WIB

Tentara Ukraina bersiap menembakkan proyektil howitzer 2A65 Msta-B ke arah pasukan Rusia, di garis depan di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina, 5 Januari 2023. Ukraina menolak  deklarasi gencatan senjata sementara yang diumumkan Presiden Rusia Vladimir Putin dan meminta Rusia meninggalkan wilayah pendudukan di Ukraina terlebih dahulu sebelum menerapkan gencatan senjata. REUTERS/Stringer
Perbesar
Tentara Ukraina bersiap menembakkan proyektil howitzer 2A65 Msta-B ke arah pasukan Rusia, di garis depan di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina, 5 Januari 2023. Ukraina menolak deklarasi gencatan senjata sementara yang diumumkan Presiden Rusia Vladimir Putin dan meminta Rusia meninggalkan wilayah pendudukan di Ukraina terlebih dahulu sebelum menerapkan gencatan senjata. REUTERS/Stringer

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Rusia di Ukraina meminta bantuan kepada Presiden Vladimir Putin karena unit mereka terus ditambah pejuang baru setelah yang lain mati. "Komando kami telah mengisi kembali unit kami dengan mobilisasi baru sebanyak enam kali sekarang. Ini adalah bukti ketidakmampuan atasan kami dan seluruh unit," kata seorang tentara Rusia dalam sebuah video yang diperoleh dan diterjemahkan oleh CNN. Wajah para tentara Rusia dalam video tersebut disembunyikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Tolong bantu. Tidak ada tempat lain untuk berpaling," lanjut prajurit itu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Video yang diterbitkan oleh CNN itu direkam untuk dikirim langsung ke Putin. Dalam video terpisah, juga diterbitkan oleh CNN dan diambil oleh tentara Rusia lainnya di Ukraina timur, menunjukkan asap yang keluar dari tank Rusia. Tidak jelas apakah tentara yang membuat video tersebut berasal dari unit yang sama.

"Tank kami terbakar di sana," kata prajurit itu. Ia menambahkan bahwa dia memberikan bukti langsung dari garis depan. "Situasinya menjadi kacau, kemuliaan bagi Rusia," tambahnya.

Rusia telah kehilangan sekitar setengah dari armada tanknya sejak perang dimulai. Rusia juga kehilangan banyak tank dibandingkan jumlah yang diproduksi. 

Video itu muncul saat pasukan Rusia maju ke kota timur Bakhmut. Di Bakhmut, pasukan Rusia telah melakukan serangan selama berbulan-bulan untuk merebut benteng Ukraina.

Alexander Rodnyansky, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, mengatakan kepada CNN bahwa mereka mempertimbangkan untuk menarik pasukan Ukraina keluar kota. "Militer kami jelas akan mempertimbangkan semua opsi. Sejauh ini, Anda tahu, mereka telah menguasai kota, tetapi, jika perlu, mereka akan mundur secara strategis karena kami tidak akan mempertaruhkan semua orang kami," ujarnya.

Sejak invasi dimulai tahun lalu, pasukan Rusia telah telah banyak yang terbunuh. Menurut analisis oleh Pusat Kajian Strategis & Internasional, diperkirakan 60.000 hingga 70.000 tentara Rusia tewas.

Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mengatakan sebelumnya bahwa tentara Rusia membayar ego Putin dengan nyawa mereka. "Putin tidak bisa, tidak boleh menang di Ukraina," ujar Cleverly saat berbicara di Dewan Keamanan PBB. Ia membahas pemeliharaan perdamaian dan keamanan Ukraina. 

Dia menambahkan bahwa yang dipertaruhkan di medan perang adalah tatanan internasional itu sendiri. "Perampasan tanahnya di Ukraina timur dan selatan menunjukkan kepada kita bahwa hatinya tertuju pada ekspansi kekaisaran. Tetapi 800 tentara Rusia setiap hari mati karena ambisinya yang sia-sia. Mereka membayar egonya dengan nyawa mereka," tegas Cleverly.

Dia mengatakan anggota PBB tak boleh membiarkan Rusia menang dalam perang di Ukraina. "Kita tidak boleh menyimpang dari tekad kita," katanya. Dia menambahkan bahwa dukungan militer dan bantuan kemanusiaan ke Ukraina tidak cukup.   

"Karena ketika perang ini berakhir, dan itu akan berakhir dengan keberhasilan Ukraina mempertahankan wilayahnya, kita tidak boleh membiarkan Ukraina lagi dibiarkan rentan terhadap serangan," katanya tepat pada peringatan setahun invasi Rusia di Ukraina.

CNN | BUSINESS INSIDER | ANADOLU AGENCY 

Pilihan Editor: Sejumlah Negara Batasi atau Blokir TikTok, Ini Alasannya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus