Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara pada Sabtu, 15 Februari 2025, menyarankan Amerika Serikat agar berhenti memberikan ancaman militer jika Negeri Abang Sam itu waswas dengan keamanan wilayah daratnya. Kantor berita KCNA mewartakan perihal itu berdasarkan sumber di Kementerian Pertahanan Korea Utara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pernyataan Kementerian Pertahanan Korea Utara itu disampaikan setelah Kepala U.S. Northern Command belum lama ini mengomentari kemampuan rudal balistik lintas benua Korea Utara yang mampu menghantam wilayah Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemberitaan KCNA menyebutkan Amerika Serikatlah yang berperilaku konfrontatif, contohnya melakukan latihan militer dengan Korea Selatan dan mengirimkan sebuah kapal nuklir ke Semenanjung Korea. Korea Utara sebagai negara yang berdaulat mengklaim punya hak untuk meningkatkan kekuatan pertahanannya.
Sebelumnya pada awal Januari 2025, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi keberhasilan uji coba rudal balistik hipersonik jarak menengah (IRBM) yang baru. Pyongyang berjanji untuk mempercepat kemampuan nuklir dan rudal negara tersebut.
Ini adalah peluncuran rudal pertama Korea Utara sejak 5 November, dan bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken ke Korea Selatan. Blinken menjanjikan kerja sama bilateral dan trilateral, termasuk dengan Jepang, untuk menanggapi ancaman militer Pyongyang yang semakin meningkat.
Uji coba ini terjadi kurang dari dua minggu sebelum Presiden terpilih AS Donald Trump— yang mengadakan pertemuan puncak yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Kim selama masa jabatan pertamanya dan memuji hubungan pribadi mereka—kembali menjabat.
Rudal tersebut ditembakkan dari pinggiran Pyongyang dan terbang sekitar 1.500 kilometer dengan 12 kali kecepatan suara. Rudal ini mencapai ketinggian hampir 100 kilometer sebelum turun ke "puncak kedua" 42,5 kilometer dan bermanuver hingga mendarat dengan akurat mengenai sasaran di lepas pantai timur, kata KCNA.
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini