Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis, 28 November 2024, mengaku terkejut dengan cara kampanye dalam pilpres Amerika Serikat (AS). Dia menggambarkan ada sejumlah metodelogi tidak beradab yang digunakan untuk melawan calon presiden Donald Trump, termasuk dua kali upaya pembunuhan pada Trump.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Menurut pendapat saya, Trump saat ini tidak aman. Belum pernah ada sejumlah insiden seperti itu (pembunuhan) dalam sejarah Amerika Serikat,” kata Putin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Putin pun memuji Trump sebagai sosok yang berpengalaman dan politikus yang cerdas. Dia berharap presiden terpilih itu lebih berhati-hati dan memahami kondisi.
Trump selamat dari upaya pembunuhan pada 13 Juli 2024 saat berkampanye di Butler, Pennsylvania, ketika sebuah peluru ditembakkan dengan jarak 150 meter jauhnya dari telinganya. Petugas Secret Service untungnya bisa segera melumpuhkan pelaku penembakan, yang kemudian teridentifikasi bernama Thomas Croocks, 20 tahun, warga wilayah pinggiran Kota Pittsburgh.
Upaya pembunuhan pada Trump kembali terjadi pada September 2024 yang dilakukan oleh Ryan Routh. Ketika itu, Routh ditangkap di semak-semak di sebuah tempar kursus golf milik Trump.
Pada Rabu, 27 November 2024, ABC News mewartakan berdasarkan dokumen pengadilan kalau otoritas federal Amerika Serikat menahan seorang laki-laki di Arizona yang diduga telah mengancam ingin membunuh Trump dan anggota keluarganya. Ancaman dilayangkan lewat serangkaian unggahan video di Facebook yang hampir dilakukannya setiap hari.
Putin bahkan lebih terkejut dengan kubu oposisi Trump karena menyerang keluarga dan anak-anak calon presiden dari Partai Republik itu. Putin pun menyebut perilaku seperti itu menjijikkan dan memperlihatkan kemunduran dalam sistem politik Amerika Serikat. Geng kriminal pun, bahkan tidak akan melakukan cara-cara seperti itu.
Putin pun mengkritik karena pemerintahan Joe Biden tampak berusaha mempersulit upaya Trump membangun hubungan dengan Rusia. Meskipun demikian, Moskow siap berdialog dengan Amerika Serikat, termasuk dengan pemerintahan yang baru.
Sumber: RT.com
Pilihan editor: Tak Tahan dengan Sanksi, Unilever Keluar dari Rusia