Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah warga Palestina pada Senin menuduh tentara Israel telah menghancurkan Kamp Pengungsi Palestina Nur Shams di wilayah pendudukan Tepi Barat utara di tengah serangan mematikan di kawasan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Militer Israel melancarkan penggerebekan di kamp itu pada Ahad, memaksa penduduk mengungsi di tengah serangan yang menewaskan sedikitnya tiga orang, termasuk seorang wanita hamil delapan bulan, kata Kementerian Kesehatan Palestina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ibu hamil dan janinnya tewas kehabisan darah karena tentara Israel melarang ambulans membawa korban ke rumah sakit.
Suara ledakan dan tembakan terdengar di seluruh area saat serangan Israel berlangsung.
"Situasi di kamp sangat buruk," kata Ibtisam Abu Zahra, warga setempat, kepada Anadolu.
Ia dan suaminya terpaksa mengungsi dari lingkungan Manshiyya di dalam kamp, setelah pasukan Israel melakukan penggerebekan.
"Tentara Israel menyerbu rumah kami dan memindahkan kami ke rumah lain. Mereka juga menangkap sejumlah warga dan memaksa kami pergi," ujarnya.
Ahmed al-Izza, seorang warga lanjut usia, mengatakan bahwa pasukan Israel memberlakukan larangan pergerakan di kamp.
"Tentara Israel menyerbu rumah kami dan mengusir kami," katanya. "Kehancuran ada di mana-mana. Warga yang masih bertahan hanya menunggu giliran mereka."
"Kamp ini dikepung, dan pasukan Israel menggerebek semua rumah," katanya menambahkan.
Assad Abu Zahra juga terpaksa melarikan diri dari lingkungan Manshiyya bersama ibunya.
"Sekitar 40 tentara masuk ke rumah dan menghancurkan semuanya," katanya.
"Hari ini, kami mengalami Nakba baru, seperti yang dialami oleh rakyat kami pada 1948," katanya.
Nakba, atau "malapetaka," adalah istilah yang digunakan warga Palestina untuk menggambarkan pengusiran ratusan ribu warga Palestina oleh kelompok teroris bersenjata Yahudi pada 1948 guna membuka jalan bagi berdirinya negara Israel.
Wakil Gubernur Jenin, Mansour al-Saadi, mengatakan pada Ahad bahwa lebih dari 20.000 warga Palestina telah dipaksa mengungsi akibat serangan Israel di kota tersebut.
Penggerebekan Israel di Kamp Nur Shams itu adalah bagian dari serangan lebih luas yang menargetkan Jenin, Tulkarem, dan Tubas di Tepi Barat utara.
Serangan ini telah menewaskan lebih dari 30 warga Palestina sejak 21 Januari. Ketegangan terus meningkat di seluruh wilayah pendudukan Tepi Barat.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 910 warga Palestina telah tewas dan hampir 7.000 lainnya terluka akibat serangan tentara Israel dan pemukim ilegal sejak genosida di Gaza meletus pada 7 Oktober 2023.
Pilihan Editor: Tentara Israel Membunuh Ibu Hamil 8 Bulan di Tepi Barat