Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

WHO: Setiap Jam, Situasi di Gaza Semakin Memburuk

WHO mengatakan situasi di Gaza kian memburuk seiring dengan semakin intensifnya pengeboman Israel di selatan wilayah Palestina.

5 Desember 2023 | 20.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 4 Desember 2023. REUTERS/Fadi Shana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Gaza mengatakan pada Selasa, 5 Desember, 2023, bahwa situasinya semakin memburuk seiring dengan semakin intensifnya pengeboman Israel di selatan wilayah Palestina di sekitar kota Khan Younis dan Rafah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Situasinya semakin buruk dari waktu ke waktu,” Richard Peeperkorn, perwakilan WHO di Gaza, mengatakan kepada wartawan melalui tautan video. “Ada pengeboman intensif yang terjadi di mana-mana, termasuk di wilayah selatan, Khan Younis dan bahkan di Rafah.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peeperkorn mengatakan bantuan kemanusiaan yang mencapai Gaza “terlalu sedikit” dan mengatakan WHO sangat prihatin dengan kerentanan sistem kesehatan di wilayah padat penduduk tersebut karena semakin banyak orang yang pindah lebih jauh ke selatan untuk menghindari pengeboman.

“Kita akan menyaksikan pola yang sama seperti yang terjadi di utara,” katanya, mengacu pada wilayah utara Gaza yang terkena bom hebat dan hampir terputus dari pasokan kemanusiaan.

"Itu tidak bisa terjadi... Saya ingin memperjelas hal ini bahwa kita sedang melihat bencana kemanusiaan yang semakin meningkat."

Thomas White, Direktur Urusan di badan Palestina PBB di Gaza, mengatakan lebih dari 600.000 penduduk telah diperintahkan untuk pindah untuk menghindari pengeboman.

“Rafah yang biasanya berpenduduk 280 ribu jiwa dan sudah menampung sekitar 470 ribu pengungsi internal (IDP) tidak akan sanggup menghadapi peningkatan dua kali lipat jumlah pengungsi di sana,” tulis White di platform media sosial X.

James Elder, juru bicara badan anak-anak PBB UNICEF, mengatakan wilayah Gaza yang ditetapkan sebagai wilayah aman oleh Israel tidak memenuhi persyaratan dasar, dan memperingatkan bahwa tidak adanya sanitasi dan tempat berlindung telah menciptakan "badai sempurna" bagi wabah penyakit.

“Wilayah tersebut menjadi zona aman ketika Anda dapat menjamin kondisi makanan, air, obat-obatan dan tempat tinggal,” katanya kepada wartawan melalui tautan video dari Kairo setelah mengunjungi Gaza.

"Saya telah melihat sendiri bahwa tempat-tempat ini sama sekali tidak ada... Ini adalah petak-petak kecil tanah tandus atau merupakan sudut jalan. Itu adalah trotoar. Itu adalah bangunan setengah jadi. Tidak ada air."

Dia menambahkan: “Hanya gencatan senjata yang akan menyelamatkan anak-anak Gaza saat ini,” dan menyebut pendekatan Israel untuk menciptakan zona ini “tidak berperasaan dan dingin”.

Peeperkorn dari WHO mengatakan badan tersebut telah mematuhi perintah Israel untuk memindahkan pasokan dari gudang di Khan Younis. Dia mengatakan WHO telah diberitahu bahwa wilayah tersebut "kemungkinan besar akan menjadi wilayah pertempuran aktif dalam beberapa hari mendatang."

“Kami ingin memastikan bahwa kami benar-benar dapat mengirimkan pasokan medis penting,” katanya.

Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Senin meminta Israel untuk mencabut perintah tersebut. Israel membantah meminta evakuasi gudang.

REUTERS



Ida Rosdalina

Ida Rosdalina

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus