Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim investigator WHO yang menyelidiki asal usul virus COVID-19 di Cina berencana untuk tidak mempublikasikan laporan awal mereka. Hal tersebut menyusul ketegangan baru antara Amerika dan Cina soal keabsahan investigasi terkait. Di sisi lain, ada desakan dari komunitas peneliti untuk dilakukan investigasi lanjutan.
"Untuk laporan lengkapnya, akan datang dalam beberapa pekan ke depan," ujar juru bicara WHO, Tarik Jasarevic, dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Jumat, 5 Maret 2021.
Tidak ada penjelasan lebih lanjut kenapa WHO memutuskan untuk tidak mempublikasikan laporan awal dan menanti laporan akhir saja.
Kamis kemarin, dalam sebuah surat terbuka, 26 peneliti mendesak adanya investigasi baru atau lanjutan terkait asal usul virus COVID-19. Menurut mereka, investigasi sebelumnya terlalu "dibatasi" oleh Cina sehingga tidak memungkinkan WHO untuk melakukan investigasi secara maksimal. Selain itu, 26 peneliti itu juga mempertanyakan independensi sejumlah peneliti asal Cina yang mendampingi tim.
Seperti diberitakan sebelumnya, Cina sempat menentang rencana investigasi virus COVID-19 di Wuhan yang menjadi lokasi awal pandemi. Sebeb, menurut mereka, rencana investigasi itu bernada politis. Belakangan, Cina mengizinkannya asalkan WHO menjadi pemimpin investigasi dan Cina dilibatkan.Anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang bertugas menyelidiki asal muasal virus corona atau COVID-19 mengunjungi pameran tentang Cina memerangi Covid-19 di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, 30 Januari 2021. Anggota WHO menyelidiki asal-usul Covid-19 dengan mengunjungi sebuah rumah sakit yang pertama menangani pasien Covid-19. REUTERS/Thomas Peter
Ketika tim peneliti asal WHO sudah terbentuk pun, Cina tidak langsung memberi mereka izin masuk. Akses sempat tertahan selama beberapa pekan, termasuk menghitung karantina yang harus dijalani oleh tim investigasi. Selain itu, lokasi investigasi pun dibatasi oleh Cina. Alhasil, dari seharusnya satu bulan investigasi, hanya separuhnya yang efektif.
"Kami sampai pada satu kesimpulan bahwa tim gabungan penyelidik asal usul COVID-19 tidak memiliki mandat, independensi, dan akses yang dibutuhkan untuk melakukan investigasi secara luas dan maksimal. Hal itu baik untuk hipotesis pandemi terjadi secara natural atau karena kebocoran," ujar para peneliti dalam surat terbukanya.
Salah satu investigator WHO, Dominic Dwyer, Februari lalu menyatakan Cina memang membatasi sejumlah kases. Salah satunya adalah data mentah awal pandemi COVID-19. Otoritas Cina, kata ia, enggan memberikannya ke tim WHO di mana mempersulit investigasi yang ada.
Satu hal yang bisa dipastikan oleh tim investigator WHO dalam jumpa pers Februari lalu adalah virus COVID-19 tidak berasal dari kebocoran di laboratorium. Dugaan mereka, virus COVID-19 dibawa oleh hewan dari luar Cina yang telah menempuh perjalanan jauh.
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada 12 Februari, menyatakan semua hipotesis terkait asal usul COVID-19 masih dipertahankan untuk kemungkinan investigasi lebih lanjut.
Baca juga: Tim WHO: Penyebaran Virus Corona di Wuhan Sudah Meluas Sejak Awal
ISTMAN MP | AL JAZEERA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini