Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Wilayah tanpa tepi

Setelah tepi barat dicaplok israel, yordania kehilangan sumber perekonomian dan menampung pengungsi palestina. otonomi tepi barat dan jalur gaza hasil perjanjian camp david tak kunjung menjelma. (ln)

19 Juli 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA Perang Arab-Israel berakhir Mei 1948, ratusan ribu warga Arab Palestina hijrah ke daerah Tepi Barat (Sungai Yordan). Kini kawasan tersebut masih di bawah kekuasaan Legiun Arab -- yang diperkuat oleh satuan militer Transyordania. Ekspansi militer Transyordania terhadap wilayah tersebut kemudian diikuti dengan aneksasi resmi pada bulan April 1950, sekaligus menobatkan Kerajaan Hashemite Yordania. Aneksasi tersebut menggagalkan rencana pembagian wilayah yang akan dilakukan oleh PBB 1947. Menurut rencana tersebut wilayah Tepi Barat akan dibagi untuk negara Yahudi dan negara Arab. Sedang Kota Yerusalem dijadikan wilayah perwalian tetap. Buat Yordania, aneksasi ini berarti melipatgandakan populasi penduduknya tiga kali, dengan tambahan 900 ribu Palestina. Sedang penduduk asli Transyordania cuma 400 ribu. Hingga tahun 1967, posisi kaum Palestina sangat menyedihkan. Selain secara ekonomis mereka tergantung kepada Amman, secara politis mereka sama sekali tidak mempunyai kekuasaan apa pun terhadap wilayah tersebut. Namun justru Yordania menikmati hasil dari Tepi Barat: 40 persen GDP-nya diperoleh dari sana. Perang 6 Hari, Juni 1967, mengubah peta politik di sana. Israel mengibarkan panji-panji Bintang Daud di atas wilayah Tepi Barat, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan dan Sinai. Buat Yordania, selain kehilangan sumber perekonomian, ia mendapat tugas baru menampung para pengungsi Palestina dari Tepi Barat. Sementara itu, mayoritas penduduk Tepi Barat makin tak berdaya, dikepung oleh permukiman Israel di sana-sini Upaya pembentukan pemerintahan yang berdaulat dan terpilih di Tepi Barat dan jalur Gaza sebagai hasil perundingan Camp David 1978 tak kunjung tiba. Padahal, status akhir wilayah tersebut akan ditentukan tiga tahun setelah Israel mengundurkan diri dari sana, dalam sebuah perundingan yang diadakan antara Mesir, Israel, Yordania, dan wakil dari kedua daerah. Perundingan ini belum pernah terlaksana sampai sekarang. Entah kapan rencana otonomi Tepi Barat itu akan terlaksana. Toh Israel pernah terucap, menginginkan wilayah tersebut sebagai bagian dari perwujudan Israel Raya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus