Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Cina Xi Jinping pada Sabtu, 16 November 2024, berjanji akan bekerja sama dengan Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump, di tengah kondisi hubungan kedua negara yang diselimuti silang pendapat diantaranya isu kejahatan siber, perdang dagang, perang Ukraina, dan hubungan Cina–Rusia. Janji itu diucapkan Xi kepada Presiden Joe Biden dalam sebuah rapat yang dilakukan selama dua jam di sebuah hotel tempat Xi menginap selama menghadiri KTT APEC di Lima, Peru. Itu adalah pembicaraan pertama kedua pemimpin setelah dua jam
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tujuan Cina adalah stabilitas, kesehatan dan keberlanjutan hubungan Cina-Amerika Serikat. Itu tidak berubah,” kata Xi, mengomentasi pilpres AS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Xi menyadari hubungan kedua Negara naik-turun. Namun begitu, pihaknya siap bekerja sama dengan presiden AS yang baru, menjaga komunikasi, memperluas kerja sama dan mengelola segala perbedaan yang ada.
Biden mengatakan dia dan Xi memang tak selalu sejalan, namun rapat yang dia lakukan dengan Xi berjalan terus-terang. Pembicaraan itu dilakukan dua bulan sebelum Trump menduduki jabatan Presiden AS. Trump berjanji akan mengadopsi tarif 60 persen pada impor barang-barang Cina yang masuk Amerika Serikat karena dia ingin menjalankan kebijakan perdagangan ‘America First’. Beijing menolak langkah-langkah itu
Trump juga mengutarakan rencana merekrut para tokoh yang bersuara keras ke Beijing untuk duduk di posisi senior, salah satunya anggota Senat Marco Rubio yang disebut bakal duduk sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat. Trump juga menunjuk Mike Waltz sebagai penasehat keamanan nasional.
Biden sangat ingin menurunkan ketegangan dengan Cina, namun sebaliknya Washington meningkatkan peretasan telekomunikasi yang terkait dengan Cina. Biden saat ini khawatir tekanan pada Beijing bakal meningkat terkait dengan isu Taiwan dan dukungan Rusia pada perang Ukraina.
Presiden Taiwan Lai Ching-te sudah berencana singgah di negara bagian Hawaii dan kemungkinan ke Guam, di mana hal ini disebut sebagai sebuah kunjungan sensitif yang membuat Beijing marah. Mantan menteri ekonomi Taiwan Lin Hsin-I sudah menemui Biden di KTT APEC pada Jumat, 15 November 2024 dan mengundang Biden agar mau berkunjung ke Taiwan kapan-kapan.
Cina secara demokratis mengatur Taiwan karena bagian dari territorial negara itu. Namun Amerika Serikat adalah pendukung terpenting Taiwan dan pensuplai senjata ke Taipe, walau pun kurangnya pengakuan resmi.
Sumber: Reuters