Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dimakzulkan oleh Majelis Nasional pada Sabtu, 14 Desember 2024. Ia dimakzulkan setelah menerapkan darurat militer enam jam. Tindakannya ini menimbulkan gelombang demonstrasi mendorong ratusan ribu orang turun ke jalan mendesak pemakzulan Yoon Suk Yeol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Suara Mayoritas Mendukung Pemakzulan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Al Jazeera, Majelis Nasional memberikan suara 204 berbanding 85 untuk memakzulkan Yoon. Ini adalah pemungutan suara kedua yang dilakukan dalam delapan hari belakangan. Dibutuhkan dua pertiga suara untuk pemakzulan. Adapun anggota majelis yang memberikan suara berjumlah 300 orang. Mahkamah Konstitusi memiliki waktu 180 hari untuk memutuskan masa depan Yoon Suk Yeol.
Jika Mahkamah Konstitusi mendukung pemecatannya, Yoon Suk Yeol akan menjadi presiden kedua dalam sejarah Korea Selatan yang berhasil dimakzulkan.
2. Pengganti Yoon Suk Yeol
Setelah Yoon Suk Yeol dimakzulkan, Perdana Menteri Han Duck Soo maju menjadi presiden sementara Korea Selatan. Han Duck Soo ingin memastikan pemerintahan yang stabil. “Saya akan mengerahkan seluruh kekuatan dan upaya saya untuk menstabilkan pemerintahan,” kata Han kepada para wartawan setelah pemungutan suara, seperti dikutip dari Reuters.
3. Voting Kedua
Pemungutan suara pemakzulan Yoon dilaksanakan pada Sabtu, 14 Desember 2024 merupakan kedua kalinya. Partai oposisi mengadakan pemungutan suara pemakzulan pada pukul 4 sore. Demonstrasi besar-besaran berlangsung menjelang pemungutan suara.
Partai Kekuatan Rakyat yang merupakan pendukung Yoon Suk Yeol memboikot pemungutan suara pemakzulan pertama sepekan sebelumnya. Sejak itu, pemimpin PPP Han Dong Hoon telah mendesak anggota partai untuk memilih pemakzulan kali ini.
4. Partai Oposisi Mendesak Pemakzulan
Pada Jumat, 13 Desember 2024, ketua oposisi Korea Selatan Lee Jae Myung menyebut cara terbaik untuk memulihkan negara dengan memakzulkan Yoon Suk Yeol. Usulan itu disampaikan sehari menjelang dilakukannya pemungutan suara untuk membahas pemberlakuan darurat militer oleh Yoon.
Lee mengatakan, deklarasi darurat militer oleh Yoon sama dengan melawan rakyat. “Ini membuktikan bahwa pemakzulan adalah cara tercepat dan paling efektif untuk mengakhiri segala kebingungan,” kata Lee.
5. Yoon Suk Yeol Menolak Mundur
Pada Kamis, 12 Desember 2024 menjelang pemungutan suara kedua pemakzulan, Yoon Suk Yeol mengatakan ia akan berjuang sampai akhir. “Apakah mereka memakzulkan saya atau menyelidiki saya, saya akan menghadapi semuanya dengan tepat,” kata Yoon.
Yoon berharap sekutu-sekutu politiknya akan mendukung. Pemimpin Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa merespons bahwa sudah waktunya bagi Yoon untuk mengundurkan diri atau dimakzulkan oleh parlemen.
Dewi Rina Cahyani dan Suci Sekarwati turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Resmi Dimakzulkan