Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Investigasi

Bunuh Diri ala Kenjeran

Hutan bakau dapat menetralkan logam berat. Namun, "obat alami" itu pun kini dibabat untuk kawasan permukiman elite.

19 April 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HUTAN bakau di Pantai Kenjeran adalah saksi kejahiliahan dan keserakahan pembangunan di Surabaya. Pohon bakau dan api-api itu telah dibabat oleh PT Granting Jaya dari kawasan Pantai Ria Kenjeran ketika reklamasi "bibir laut" berlangsung pada 1991. Perusahaan pengelola pantai itu menguruk pantai dengan sampah. Pihak lain yang juga dituding: PT Pakuwon Jati, perusahaan bertangan dingin dalam bidang properti di Surabaya, yang melakukan reklamasi pantai untuk pembangunan permukiman elite Laguna Indah. Akibat dari reklamasi pantai itu, luas hutan mangrove tinggal 8,2 kilometer persegi dari 28,4 kilometer persegi yang pernah dilaporkan tumbuh di sepanjang garis pantai. Demikian tudingan yang pernah dilontarkan oleh Ecoton (Ecological and Environmental Observation), kelompok pencinta lingkungan yang didirikan mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Airlangga. Tuduhan kepada Pakuwon Jati bahkan diungkapkan lewat demonstrasi di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Madya Surabaya, Oktober tahun lalu. Para mahasiswa itu peduli terhadap hutan bakau, karena berguna untuk menjaga kelestarian lingkungan. Secara ekologis, pohon bakau (mangrove) dan api-api memiliki fungsi melindungi pantai dari proses abrasi, menjaga permukiman penduduk dari gerogotan air laut, serta menyerap bahan-bahan pencemar laut. Limbah, baik berupa logam berat maupun pestisida, akan "disedot" oleh tanaman itu. "Mangrove telah diprogram secara genetis untuk melakukan resistensi terhadap kandungan logam di jaringan tubuhnya," kata Prigi Arisandi, koordinator Ecoton. Ekosistem mangrove juga penghasil bahan organik yang produktif, sehingga menjadikannya sebagai sumber bahan makanan bagi semua organisme di sekitarnya. Predator tak suka hidup di situ, karena itu hutan bakau bisa menjadi rumah yang aman bagi biota laut, seperti ikan. Hewan ini akan menjadikan mangrove sebagai tempat memijah, bertelur, juga membesarkan anaknya. Pendek kata, hutan bakau sangat bermanfaat untuk lingkungan. Para pakar biologi di banyak belahan bumi telah meneliti dan membuktikan ragam kegunaan hutan bakau. Ecoton adalah salah satu dari mereka yang telah mengantongi "kartu-kartu plus" yang dimiliki mangrove itu. Pada November 1996-Januari 1997, lembaga itu meneliti hutan bakau di Kali Wonorejo dan Kali Jagir Wonokromo— keduanya di Surabaya. Hasil penelitian mereka membuktikan bahwa pohon bakau—baik akar, batang, maupun daunnya—mampu menyerap logam berat. Buktinya, kadar logam tembaga (cuprum), misalnya, ditemukan pada akar hingga 24,2 ppm. Dan kandungan seng (Zn) 11,2 ppm. Atas dasar penelitian itu, Prigi berpendapat bahwa semestinya keberadaan hutan-hutan di kawasan pantai timur Surabaya dipertahankan. Jejak lain yang ditemukan Ecoton dari penelitian mereka bahwa hutan bakau dan api-api di Pantai Kenjeran dibabat oleh manusia dan bukan karena terkontaminasi logam berat. Pendapat itu didasarkan pada fakta yang mereka temukan pada tumbuhan bakau di Kali Jagir dan Wonorejo, yang bertahan hidup hingga kini. Temuan itu menguatkan dalil bahwa spesis yang mampu bertahan hidup dalam keadaan teracuni akan mendominasi suatu lingkungan. Dalam arti lain, secara alami hutan bakau cenderung akan hidup "abadi"—selama manusia tidak membunuhnya. Dan membunuh bakau artinya melakukan bunuh diri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus