Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Investigasi

Setelah Diplomasi Husni Mubarak

Mubarak berhasil meredakan konflik maroko-aljazair. akar sengketa sahara itu sebenarnya adalah fos-fat dan letak geografisnya. pertumpahan darah bisa berakhir bila keduanya dapat membagi rejeki. (int)

14 Februari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI Kairo pertengahan pekan lalu, Wakil Presiden Mesir, Hosni Mubarak, menjelaskan: "Penengahan Mesir telah meredakan konflik Maroko-Aljazair mengenai Sahara Barat dan sekaligus meletakkan landasan bagi kedua negara untuk berunding langsung" Kesimpulan pembesar Mesir ini dicapainya setelah selama 6 kali melakukan misi damai bolak-balik Rabat-Aljir hanya beberapa saat setelah terlibatnya kedua negara Arah Afrika Utara tersebut pada sengketa berdarah di Sahara Barat Di oase Amlaga, tempat pertempuran itu berlangsung, Aljazair mengaku menewaskan 400 tentara Maroko Sedang Maroko mengaku membunuh 200 pasukan Aljazair dan menawan 100 orang. "Tapi pertumpahan darah itu telah berhenti ketika saya di sana", kata Hosni Mubarak. Sebelum dan selama Hosni menjalankan diplomasi bolak-baliknya --macam yang dilakukan Kissinger di Timur Tengah dulu -- sejumlah diplomat dan pembesar Arab lainnya juga melakukan hal yang sama. Menlu Arab Saudi, Presiden Sudan dan Sekjen Persatuan Afrika juga tidak tinggal diam. Presiden Jafar Numeiri mengirim utusan penting, Menlu Pangeran Saud terbang sendiri dari Arab Saudi dan Eteki Mboumoua meninggalkan buat sementara soal Angola yang sejak lama jadi topik rumit buat OAU. Tapi yang boleh berbangga dari Berbagai usaha damai itu nampaknya barulah Mesir "Itu adalah akibat kerja keras yang terus menerus didukung lewat hubungan langsung Presiden Sadat dengan Raja Hasan dan Boumedienne", kata sebuah sumber diplomatik di Kairo Konon usaha keras Mesir didorong oleh keberhasilan Suriah menciptakan damai di Libanon. Sikap kurang aktif Mesir terhadap pertumpahan darah di Beirut itu telah menjadi alasan bagi Suriah -- yang kini hubungannya kurang baik dengan Kairo -- untuk menuduh Mesir "hanya memikirkan diri sendiri". Tawaran Maroko Sebelum semua hasil diplomasi Hosni Mubarak terungkap, dari Rabat tersiar pernyataan pihak Maroko Sembari memuji misi damai Mesir, Radio Maroko pertengahan pekan silam menyiarkan sikap pemerintahnya yang "menentang tawar-menawar apa pun dan tak bersedia memberikan konsesi apa pun" Penjelasan terhadap sikap keras ini dengan mudah didapatkan dalam rentetan berita yang sama Maroko mendesak agar seluruh tentara Aljazair yang masih berada di wilayah Sahara Barat -- akibat dari serangan terhadap oase Amlaga dua pekan silam -- supaya ditarik. Dan bahwa pertemuan tingkat apa pun yang akan berlangsung antara Maroko dan Aljazair, soal status Sahara Barat sekarang ini tidak akan diganggu gugat lagi Wilayah Sahara Barat yang sejak lama dijajah Spanyol itu, menurut pihak Maroko, telah menyatakan diri bersedia dibagi dua oleh Mauritania dan Maroko lewat sebuah plebisit di bulan Nopember tahun silam "70 persen dari Jamaah (semacam Majelis Perwakilan) mendukung pembagian itu", kata sebuah sumber Maroko. Aljazair yang sejak lama membantu gerilyawan Polisario yang bergerak dalam wilayah Sahara Barat, tentu saja tidak mau tahu kesepakatan Mauritania Maroko dan Spanyol itu. Koran setengah resmi di Aljir, Al Moujahid, Kamis pekan silam menulis: "Setiap usaha kompromi yang tidak memperhatikan hasrat-hasrat penduduk asli Sahara, pasti akan menemui kegagalan". Dengan nada yang keras, koran ini juga menulis: "Tidak ada satu keputusan pun yang boleh diambil terhadap bekas jajahan Spanyol itu kecuali penentuan nasib sendiri" Sembari berpendapat demikian, pihak Aljazair dengan terang-terangan menilai usaha-usaha damai dari pihak Arab sebagai hanya "dekorasi diplomatik". Dalam keadaan tak berketentuan seperti ini, sulit membayangkan bentuk pertemuan pemimpin Aljazair dan Maroko sebagai yang diharapkan oleh pihak Mesir. Tapi melihat betapa optimisnya Hosni Mubarak, menarik juga untuk menanti kelanjutan usaha diplomasinya Sementara menanti itu, terbetik berita dari Rabat mengenai tawaran Maroko untuk membantu Aljazair membangun jalan kereta api yang memotong Sahara Barat ke lautan Atlantik. Belum ada jawaban dari Aljir Namun tawaran itu jelas telah menyentuh akar dari sengketa. Lepas dari segala macam alasan politis dan sejarah, sesungguhnya akar sengketa di Sahara itu adalah fosfat dan letak geografis bekas jajahan Spanyol itu (lihat box) Maroko sangat butuh fosfatnya sedang Aljazair, selain fosfat juga menilai Sahara Barat sebagai jalan pintas ke lautan Alantik. Tawaran Maroko itu dinilai oleh para peninjau sebagai pertanda bahwa kompromi yang bisa dicapai oleh negara Arab yang lagi bertikai itu nampaknya hanya hisa dicapai jika mereka secara langsung berbicara tentang apa sebenarnya yang mereka harapkan dari Sahara Barat itu Dan bisakah mereka bagi rezeki peninggalan Spanyol itu'? Kalau tidak, maka akan berkepanjanganlah pertumpahan darah di antara mereka yang sebenarnya sama-sama lebih memikirkan kepentingan mereka dari pada nasib penduduk asli Sahara yang kebanyakan masih terkebelakang itu. Dan perang yang mungkin terjadi di sana. Akan lebih seru lagi jika Libya betul- betul akan menganggap bahwa "setiap serangan terhadap Aljazair adalah juga serangan terhadap kamia". Sebagai yang mereka sepakati bersama bulan silam. Sebuah berita menyebut bahwa jet-jet Mirage Libya kini telah disiapsiagakan untuk membantu Aljazair.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus