Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Editorial

Berita Tempo Plus

'Busway': Proyek 'Bonek' Sutiyoso

4 Januari 2004 | 00.00 WIB

'Busway': Proyek 'Bonek' Sutiyoso
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAHWA Jakarta memerlukan mass rapid transportation (MRT) untuk mengatasi kemacetannya, semua orang sepaham. Ibu Kota dihuni delapan juta orang, di siang hari ditambah dua juta dengan pekerja yang datang dari provinsi lain. Di Jakarta, tempat 80 persen kegiatan ekonomi berlangsung, berjejal 4,5 juta mobil, lebih dari sejuta di antaranya adalah mobil pribadi, masih di- tambah tiga juta sepeda motor. Sudah begitu, sebagian besar mobil baru yang terjual setiap tahun—jumlahnya 300 sampai 350 ribu—tumplek-blek di Jakarta. Mobil bertambah 6-7 persen setahun, tapi ruas jalan hanya tumbuh 1 persen. Macet pun jadi "makanan" sehari-hari. Akibatnya mahal. Setiap bulan, menurut sebuah penelitian, orang Jakarta kehilangan Rp 45 miliar akibat pemborosan bensin, oli, ban, dan rem. Itu belum terhitung peluang bisnis yang gagal akibat si pembuat kontrak tertahan mandek di jalan. Kalau sudah begitu, siapa bilang Ibu Kota tidak lebih kejam dari ibu tiri.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus