MEMBACA Ilustrasi TEMPO 14 April, mengingatkan saya akan
pengalaman lama. Delapan tahun lalu, saya terangsang dengan
iklan ORTOPEDI, ketika usia belum 17 tahun. Dengan honor cerpen
saya beli V-O Aparatus. Maklum, tinggi 158 cm bagi seorang
pemuda seperti saya (saat itu) belum lagi sreg rasanya.
Tiga bulan berlatih, setelah ganti tali plastiknya puluhan kali
karena aus akibat pergesekan, rasa jemu pun datang. Pagi minum
orange sore minum air perasan sunkist, kok perubahan dari ukuran
Ateng ke Eddi Soed tak kunjung datang? Akh, saya bloon. Kalau
size tubuh ini dari sononya sudah segitu, mau apa? Seperti
tanggapan dr. Kartono Mohamad di halaman 30: "Lapisan penumbuh
itu habis setelah anak berusia 17-18 tahun. Sesudah lapisan itu
habis, biar ditarik ataupun dirangsang, badan tidak akan
bertambah tinggi lagi." Nah, kalau ilmu kedokteran sudah
mengatakan tidak masuk akal, bagaimana Lembaga Konsumen ?
Iseng-iseng kita hitung rejeki nomplok dari "wangsit Basuki"
yang nyentrik ini. Sekitar 7000 orang telah mengirim wesel dan
giro pos ke alamat Basuki. Berarti uang masuk 7000 x 5000 = Rp
35 juta. Kabarnya ia punya target 5 juta orang pendek. Kalau
terpenuhi, Rp 25.000.000.000 (baca dua puluh lima milyar
rupiah). Bukan jumlah yang sedikit.
MUCHWARDI MUCHTAR
Jl. Letjen Haryono 70
Cilacap.
Saya prihatin sekali: kasihan kepada muda/i kita yang bertubuh
pendek, yang nampaknya sedang dijadikan bulan-bulanan pedagang
yang tidak bertanggung jawab.
Seorang yang bernama Basuki telah menerima wangsit untuk
"meninggikan badan yang pendek." Padahal, menurut dokter Kartono
Muhammad, hal tersebut justru sangat berbahaya, dapat
menimbulkan kelumpuhan. Kalau betul demikian, mengapa yang
berwajib tidak segera menindak oknum yang 'berbahaya' ini?
Padahal iklan yang menjual alat peninggi badan seperti ini ada
dua tiga nama/merek !
Secara kebetulan saya kenal orang yang bernama Basuki itu, yang
diwawancarai TEMPO melalui tanya jawab tertulis selama 4 jam!
Dia bukan sedang menunggu "wangsit" makanya tidak mau bertemu
muka dengan wartawannya.
Orang itu PENDEK! Tingginya hanya 142 cm! Mana mau bertemu muka
dengan wartawan, sedangkan dia sedang menjual alat peninggi
badan? Mungkin orang ini juga tahu, akibatnya adalah lumpuh.
Biar orang lain yang lumpuh, asal jangan dirinya sendiri 'kan?
Kalau melihat kedudukan ayahnya, seorang yang sering muncul di
TV untuk menyampaikan masalah Kepercayaan, tentu tindakan Sdr.
Basuki ini tidak sembarangan. Tolonglah dicek lebih tuntas,
karena hal ini menyangkut nasib 5 juta orang pendek yang
ditargetkannya.
DONNIE HARYANTO
Complex Cijantung II/F 10,
Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini