Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Bpr krian, jangan bodohi orang

Bpr sumber nilaiarta, bank patungan nu dengan swasta menyebutkan memberikan kredit dengan bunga 2,25 %. kenyataannya setelah dihitung bunganya per bulan mencapai 20%. kasus ini dialami ny. sutilah.

23 Juni 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Membaca artikel "Praktek BPR di Krian" (TEMPO, Laporan Utama, 9 Juni) saya ingin menyampaikan tanggapan. BPR Sumber Nilaiarta, yang merupakan bank patungan bersama NU dengan pihak swasta, menyebutkan memberi kredit dengan bunga 2,25% per bulan. Sebagai contoh dikemukakan Nyonya Sutilah yang mendapat kredit Rp 100 ribu dengan masa pengembalian 55 hari, setiap harinya ia harus menyetor Rp 2.250 ke BPR tersebut. Dengan demikian, maka Nyonya Sutilah selama 55 hari harus menyetor 55 x Rp 2.250 = Rp 123.750. Ini berarti bahwa ia harus membayar bunga Rp 23.750 dalam jangka waktu 55 hari atau 23,75%. Dalam sebulan besarnya bunga tersebut ialah 12,95% flat. Jika dihitung berdasarkan bunga efektif harian, maka besarnya bunga tersebut menjadi tidak kurang dari 20% sebulan atau 240% setahun. Sudahkah dibayangkan oleh kita khususnya warga NU (karena bank tersebut merupakan patungan bersama NU), bahwa bunga yang dikenakan terhadap Nyonya Sutilah terlalu berat? Memang benar apa yang pernah ditulis oleh beberapa orang pengamat ekonomi baik sebelum maupun sesudah Perang Dunia Kedua bahwa petani (kecil) Indonesia lemah dalam soal menghitung. Tetapi kita yang sudah dapat menghitung dengan baik, apalagi dibantu dengan adanya alat-alat penghitung yang canggih seperti kalkulator dan komputer, sebaiknya janganlah "membodohi" mereka yang belum mampu menghitung dengan baik. Di atas dijelaskan bahwa bunga kredit besarnya 2,25% per bulan tetapi dengan contoh pada Nyonya Sutilah, besarnya bunga sangat jauh berbeda dari 2,25%. Ataukah memang maksud BPR untuk "mengeruk" keuntungan seperti yang diakui oleh Sundoro dalam artikel TEMPO tersebut, bahwa BPR yang dipimpinnya tidak ada bedanya dengan BPR lainnya yakni tetap "mengeruk" keuntungan. Semoga besarnya bunga pinjaman pada BPR mendapat perhatian dari kita semua. M.B. ISMAIL Alamat diketahui Redaksi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus