Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MELEPAS empat ladang minyak bekas di Cepu, Pertamina sebetulnya bagai lelaki kehilangan angsa bertelur emas. Keempatnya bisa membantu perusahaan negara itu mendongkrak produksi minyak dalam negeri, yang saat ini baru 500 ribu barel per hari—jauh di bawah target 800 ribu barel. Tapi, bukannya dikelola sendiri, ladang minyak di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah itu justru diserahkan ke Geo Minergy Sungai Lilin, perusahaan minyak swasta. Sorot mata curiga layak diarahkan kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan dan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo