KATA tarbiah berarti pendidikan. Di semua negara Arab,
kementerian pendidikan disebut wuzarah al-tarbiah. Dus
pendidikan dalam arti umum. Kalau ingin khusus, tambahkan kata
lain. Pendidikan politik? Al-tarbiah al-siasiyyah. Pendidikan
agama? Altarbiah al-diniyyah. Kitab fiqh (hukum Islam) kuno
sering mencantumkan kerja tarbiah al-kalb: pendidikan anjing,
agar dapat menjaga ternak dan tanah pertanian. Persis seperti
kata pendidikan dalam bahasa kita. Itu di 'sono'nya.
Di sini lain. Entah karena jarak georafis begitu jauh, entah
karena tuntutan pelajaran bahasa Arab di Tayar televisi belum
dipenuhi Menteri Harmoko, kata tarbiah 'berubah kelamin'.
Seperti kata mengamankan yang sekarang berarti menangkap dan
mengurung orang. Juga kata gali -- yang semula berarti membuat
lubang pada permukaan bumi. Kata tarbiah di negeri ini tetap
dalam arti pendidikan, tapi dikhususkan untuk pendidikan agama
Islam. Lingkup dipersempit, jangkauan diperpendek. Ini terbukti
dari istilah 'fakultas tarbiah' di IAIN. Tapi penyempitan arti
itu tidak berdiri sendiri, karena kata institst juga
'disusutkan' artinya. Tadinya untuk semua lembaga, akhirnya
untuk perguruan tinggi belaka -- IAIN, IKIP, IIP, IKJ, dan
seterusnya.
Penyempitan arti tarbiah itu sebenarnya bagian dari sebuah
proses yang tidak hanya menyangkut dunia pendidikan, melainkan
seluruh wilayah kehidupan keagamaan kaum muslimin di negeri ini.
Seperti kata periangan dari istilah 'perjuangan Islam', yang
semula berarti keseluruhan kiprah hidup, dan kini berarti
beberapa aspek tertentu belaka dari keseluruhan itu. Atau kata
'umat Islam', yang sebenarnya keseluruhan kaum muslimin, tetapi
kini hanya berarti anggota, pengikut dan simpatisan organisasi
Islam saja.
Penyempitan arti terjadi sebagai kompensasi atas apa yang dirasa
sebagai kekalahan, kemunduran atau keterbelakanan yang diderita
'Umat Islam' di suatu bidang. Atau rasa terdesak dan tersudut,
apa dan siapa pun yang menyebabkannya: penguasa negeri, kelas
ekonomi yang dominan, kekuatan internasional yang menjarahi
negeri-negeri lain secara sosial-budaya, atau penyebab yang
tidak dapat dipersonifikasikan, seperti sekularisasi atau
modernisasi.
Tarbiah yang dipersempit artinya itu mencerminkan juga proses
kompensatoris tersebut. 'Umat Islam' merasakan, proses
modernisasi pendidikan telah membawakan ancaman sangat besar.
Relativisasi nilai. Memudarnya keyakinan. Lunturnya keluhuran
budi-susila. Dan seterusnya. Padahal nilai, keyakinan, susila,
budi pekerti, dan segudang lagi 'peralatan spiritual' serupa,
adalah penopang berlangsungnya ketaatan kepada hukum agama,
ketundukan kepada kebenaran akidah dan kesediaan memelihara
akhlak mulia.
Proses 'penduniawian' pendidikan, yang ditakuti tapi tak dapat
dihindarkan, diakui ataupun tidak lalu dianggap 'wilayah gawat'.
Bidang yang begitu luas medannya itu sudah tentu tak dapat
digarap seluruhnya. Salah satu bagian harus memperoleh
prioritas untuk 'diluruskan', dan masuk akal kalau yang dipilih
adalah pendidikan agama. Bukankah di situ terletak kunci
pembinaan generasi mendatang, sambil masih tetap ada kemungkinan
membenahi jalan kehidupan 'generasi sekarang'?
Pendidikan agama lalu menjadi 'titik balik' yang harus dijadikan
pangkalan untuk merebut kembali wilayah-wilayah lain yang kini
sudah lepas. Ia menjadi tumpuan langkah strategis untuk
membalikkan arus yang menggedor pintu pertahanan 'Umat Islam'.
Pendidikan agama lalu terbagi menjadi dua wilayah: wilayah
'biasa-biasa saja', yang tidak memiliki arti strategis, dan
wilayah vital yang menjadi tumpuan harapan itu.
Pendidikan agama untuk tingkat dasar dan menengah memang
penting Namun bagaimanapun ia hanya wilayah yang menjadi obyek
garapan. Berbeda dengan pada tingkat perguruan tinggi, karena ia
berarti penyiapan tenaga pendidik untuk menggarap kedua wilayah
itu. Karenanya, pembenahan pendidikan agama harus bermula pada
konsentrasi seluruh daya dan kemampuan untuk membenahi wilayah
strategis itu. Pemusatan perhatian itu menuntut simbolisme, dan
hal itu dicapai dengan menggunakan istilah khusus. Lahirlah kata
tarbiah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini